Hamas mendesak Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas agar tidak mengaku Israel sebagai negara Yahudi di ajang konferensi Annapolis.
"Presiden Abbas tidak punya otoritas untuk menyerahkan hak-hak bangsa Palestina. Tak seorang pun yang berhak melakukannya, " kata Isma’il Radwan, salah seorang pimpinan Hamas saat aksi massa di Kota Ghaza untuk mengutuk Israel yang terus menerus berupaya memasuki Masjid Al-Aqsa di Al-Quds.
Radwan mengatakan, dalam konferensi Annapolis nani, Abbas harus mengedepankan hak-hak bangsa Palestina di pengungsian untuk kembali ke tanah airnya, dan pilihan strategis untuk menghadapi Israel adalah perlawanan. Radwan juga menyatakan bahwa Abbas harus bisa membebaskan warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel.
Radwan juga mendesak Abbas untuk membebaskan anggota-anggota Hamas yang ditahan oleh otoritas Palestina.
Sementara itu, Presiden Mahmud Abbas menyerukan agar warga di Jalur Ghaza menumbangkan kekuasaan Hamas di wilayah itu. "Kita harus membebaskan Jalur Ghaza dengan kekuatan, " kata Abbas, Kamis (15/11).
Terkait pertemuan Annapolis, Abbas menyatakan bahwa pihaknya siap melakukan kesepakatan damai dengan Israel, demi kepentingan dan masa depan Palestina dan Israel.
"Bangsa kami ingin membentuk negara sendiri, dengan kehendak Allah, suatu saat kami ingin melihat Yerusalem sebagai ibukota negara kami, " tukas Abbas.
Ia meminta Israel untuk menghentikan kolonisasi di Tepi Barat, menghentikan embargo, membebaskan warga Palestina dan penjara-penjara Israel dan tidak lagi melakukan kekerasan serta pembunuhan terhadap pemimpin-pemimpin perjuangan Palestina.
"Kami mampu membangun negara kami bersama Israel, menjaga stabilitas dan perdamaian, " tambah Abbas. (ln/presstv/al-arby)