Hamas menyerukan Presiden dan pemimpin Fatah Mahmud Abbas untuk melanjutkan pembicaraan rencana pembentukan pemerintahan bersatu. Hamas balik mengancam Fatah, akan menggunakan pilihan apapun jika pembicaraan menemui jalan buntu.
"Kami mengingatkan Presiden bahwa kami punya pilihan yang terbuka untuk menangani krisis yang terjadi saat ini. Tapi kami lebih memilih pilihan nasional yang sesuai dengan persatuan kita," ujar Hamas dalam pernyataannya, Kamis (5/10).
Hamas mengeluarkan pernyataan itu setelah Presiden Abbas usai bertemu dengan Menlu AS Condoleezza Rice hari Rabu, menyatakan membatalkan semua hasil pembicaraan dengan Hamas tentang rencana pembentukan pemerintahan bersatu di Palestina. Abbas bahkan memberi waktu dua minggu pada Hamas untuk menentukan sikapnya dan mengancam akan membekukan pemerintahan Hamas jika tidak ada tanggapan.
Dalam pernyataan resminya kemarin, Hamas menuding Fatah sengaja membuat kondisi sesuai dengan permintaan AS, yang sudah ditolak secara nasional. Hamas menyerukan agar Fatah kembali ke upaya pembentukan pemerintahan bersatu, mengesampingkan tekanan AS dan bekerja untuk kepentingan bangsa Palestina.
Atas pernyataan Hamas, Juru bicara Fatah, Mahir Miqdad membantah bahwa Abbas dan organisasi-organisasi di bawah Fatah sudah menghalang-halangi upaya pembentukan pemerintahan nasional bersatu.
Pada al-Jazeera Miqdad mengatakan, Fatah akan mempertimbangkan masukan-masukan yang bisa membantu tercapainya kesepakatan tentang pembentukan pemerintahan tersebut.
Suriah-Qatar Bahas Situasi Palestina
Pertikaian Fatah-Hamas yang makin tajam, mengundang keprihatian negara Qatar. Deputi pertama Perdana Menteri dan menteri luar negeru Qatar, Kamis kemarin melakukan pembicaraan di Damaskus, dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan tokoh Hamas yang sedang diasingkan di Suriah, Khaled Mashaal tentang situasi terakhir di Palestina.
Seorang sumber Hamas mengungkapkan, Syeikh Hamad bin Jassim bin Jabor al-Thani, utusan Qatar itu ke Suriah dalam upaya menghentikan pertikaian antara Hamas dan Fatah. Menurut sumber tersebut, Qatar akan berupaya untuk memberikan pandangannya pada Hamas dan Mahmud Abbas untuk mengakhiri pertikaian.
Kantor Berita Suriah, Sana melaporkan, dalam pertemuan kemarin, Syeikh Hamad menyerahkan surat dari Amir Qatar ke Presiden Assad, tentang ‘perkembangan terakhir di Timur Tengah dan hubungan bilateral antara kedua negara.
Sana menyebutkan, Presiden Assad dan utusan dari Qatar itu membahas tentang pentingnya dialog antar rakyat Palestina dan perlunya mendukung persatuan nasional Palestina dalam situasi yang sensitif ini. (ln/aljz)