Hamas: Ghaza Kritis, Isolasi Bisa Memantik "Ledakan" Tak Terduga

Khalel Haya, pimpinan Hamas, melontarkan peringatan keras tentang dampak berbahaya yang bisa muncul akibat pengisolasian Ghaza.

Ia menyatakan Ghaza saat ini dalam situasi berbahaya dan bisa memantik “ledakan” serius. Ledakan yang dikhawatirkan akan terjadi itu, tidak akan menjadikan Hamas melucuti senjatanya, tapi sebaliknya, Hamas justru akan melakukan perlawanan yang lebih keras lagi untuk menyerang Israel, bahkan hingga di luar Palestina.

Dalam keterangannya kepada Islamonline, Haya yang juga wakil Parlemen Palestina mengatakan, “Wilayah Ghaza makin mempersiapkan diri mereka, bila pengisolasian ini berlangsung terus menerus dan permusuhan terhadap rakyat Palestina memasuki tahap berbahaya. Saya yakin, kelak Ghaza seluruhnya tidak akan mampu menanggung beban yang terjadi selama ini. ”

Menurutnya juga, bila pengisolasian itu berlangsung terus, tidak mstahil Hamas akan mencabut kembali peran-perannya di wilayah politik dan akan masuk ke wilayah perlawanan bersenjata yang skalanya lebih besar atau mereka melakukan serangan ke Israel dan sejumlah kepentingan Barat di luar Palestina. “Semuanya itu mungkin saja terjadi, ” ujar Haya.

Ia mengilustrasikan, “Barangsiapa yang mendesak seseorang untuk terjerumus di dalam lubang, maka sebelum ia mati terjerumus, orang itu akan menarik tangan orang yang mendorongnya ke lubang agar mati bersama. Ia akan merusak semua yang ada di sekitarnya. Saya pribadi tidak tahu, karena rakyat bila mereka sangat tertekan bisa melakukan sebuah ledakan yang tidak diperkirakan. ”

Kekhawatiran Haya menjelaskan bahwa situasi Ghaza saat ini sudah memasuki fase kritisnya dan bisa memunculkan efek perlawanan rakyat yang dizalimi, dalam bentuk perlawanan yang tidak diduga sebelumnya. “Ledakan itu bisa terjadi di setiap tempat dan semua dimeni, tanpa batas. Ketika itu terjadi, ledakan secara tak terkendali terjadi, ” ujarnya kemudian.

“Setiap orang Palestina akan membenturkan kepala mereka di berbagai tempat, di Timur, Barat, Utara, Selatan. Mungkin di antara mereka ada yang melakukan tindakan tanpa perhitungan di sini dan di sana. Karena itu, kami ingatkan semua pihak yang terlibat dalam pengisolasian ini karena mereka merasa nyaman dengan tindakannya, ” tandas Haya.

Hamas sendiri menurut Haya, sudah berulangkali menengadahkan tangannya ke seluruh pihak dan mengetuk pintu semua pemerintahan yang bisa meringankan pengepungan atas mereka. “Apalagi selain pengepungan itu, kni juga terjadi yahudisasi Al-Quds dan mengancam Masjid Al-Aqsha, ” jelas Haya. Haya bahkan memperkirakan, bukan tidak mungkin pada akhirnya Hamas juga akan menutup pintu dialog dengan Fatah dan para pemimpinnya, termasuk Presiden Abbas, pascakonferensi Annapolis yang dipelopori AS. An bila itu terjadi upaya seluruh pihak untuk menghimpun kembal dua organisasi besar Palestina itu akan semakin sulit. “Saya katakan, Presiden Abbas menghindari dialog, karena ia tidak punya jawaban apa yang akan dihasilkan dari dialog dengan Hamas. ” (na-str/iol)