HAMAS-Fatah Setuju Bentuk Komisi Independen Usut Pertikaian

Fatah dan Hamas sama-sama menyambut seruan Organisasi Amnesti Internasional untuk membentuk komisi khusus sebagai tim penyidik rangkaian peristiwa yang menyebabkan Hamas menguasai Ghaza pada Juni lalu. Tapi keduanya menolak tudingan Organisasi Amnesti Internasional, bila telah terjadi pelanggaran HAM memprihatinkan di Ghaza dan Tepi Barat.

Organisasi Amnesti Internasional dalam laproannya beberapa wakt lalu bertajuk “Palestina Tercabik oleh Konflik Internal” menuliskan, “Pertikaian yang terjadi di tanah jajahan antara Hamas dan Fatah telah merenggut 350 nyawa di Ghaza pada paruh pertama tahun 2007. Dan ini merupakan pelanggaran HAM yang sangat membahayakan. ”

Dalam kajian itu juga disebutkan bahwa Hamas kini menerapkan pola penangkapan dan penyiksaan sejak mereka menguasai Ghaza. Ditambahka lagi, bahwa pasukan keamanan di bawah Presiden Abbas juga menerapkan hal yang sama terhadap para pendukung Hamas di Tepi Barat tanpa ada tindak lanjut hukum terhadap mereka yang melakukan kekerasan, penculikan, pembakaran, penjarahan dan lainnya.

Karena itu, dalam laporannya sebanyak 57 halaman itu, Organisasi Amnesti Internasional meminta kepada Hamas dan Fatah untuk segera menghentikan aksi penyiksaan yang terjadi selama ini, termasuk penculikan, aksi kekerasan lain dari masing-masing pasukannya. Organisasi Amnesti Internasional juga meminta agar para petinggi Hamas dan Fatah mau membentuk komisi independen yang bertugas menyelidiki berbagai pelanggaran HAM yang terjadi sejak tahun 2006 dan kedua belah pihak harus tunduk pada kesimpulan komisi itu. (na-str/iol)