Kondisi dalam negeri Palestina menegang menyusul konflik internal dua faksi besar Hamas-Fatah yang makin memanas. Senin (12/6) malam, sekelompok orang membakar kantor perdana menteri, anggota parlemen dari Hamas juga dilaporkan diculik.
Situasi ini memaksa Presiden Palestina Mahmud Abbad memerintahkan pasukan keamanannya turun ke jalan-jalan untuk mengamankan situasi.
Kelompok bersenjata dari Fatah, menyandera anggota parlemen dari Hamas, Halil Rabai setelah menyerang kantor-kantor Hamas di Ramallah. Dalam serangan itu, kelompok Fatah ini bukan hanya merusak tapi membakar kantor Hamas. Rabai sendiri tak berapa lama kemudian dibebaskan.
Di Jalur Ghaza, aparat keamanan Fatah juga menyerang gedung parlemen dan kantor perdana menteri. Salah satu bangunan di kantor perdana menteri dibakar, kaca-kaca di gedung parlemen ditembaki, furnitur dan perangkat komputer dirusak, dokumen-dokumen dirobek-robek.
Api yang berasal dari kantor perdana menteri dengan cepat merambat dan mengakibatkan kerusakan yang cukup parah. Ketika petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi, seorang bersenjata merebahkan dirinya di depan kendaraan pemadam kebakaran untuk mencegah petugas pemadam mendekati lokasi kebakaran.
"Kapanpun mereka menyentuh anggota kami di Ghaza, kami akan membalas dengan sepuluh orang dari mereka di Tepi Barat," kata seorang anggota Pasukan Keamanan Preventif yang setia dengan faksi Fatah pimpinan Mahmud Abbas. Kebanyakan anggota pasukan ini berasal dari Brigade Martir Al-Aqsa,sayap militer Fatah.
Aksi kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata dari Fatah merupakan aksi balasan atas serangan yang dilakukan kelompok bersenjata dari Hamas ke gedung Pasukan Keamanan Preventif di kota Rafah. Tembak menembak terjadi, ketika Hamas hadir di pemakaman seorang anggotanya yang tewas dalam sebuah bentrokan dengan Fatah.
Selain Halil Rabai, anggota senior Hamas juga sempat disandera oleh kelompok bersenjata yang mengenakan topeng di selatan Jalur Ghaza. Sumber-sumber di keamanan Palestina dan saksi mata mengatakan, Salah al-Rantissi yang berprofesi sebagai dokter di Khan Yunis diculik saat melakukan pembedahan. Ia adalah saudara Abdul Aziz al-Rantissi, mantan pemimpin Hamas yang dibunuh Israel pada 2004.
Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri menuding aparat Kemanan Preventif bentukan Abbas yang berada di balik penculikan itu.
Kurang dari dua jam diculik, Salah al-Rantissi dibebaskan atas permintaan Usamah al-Farra, gubernur Khan Yunis dan para pemimpin Fatah yang punya link ke Brigade Martir al-Aqsa. (ln/aljz)