Sejumlah sumber politik Palestina menyampaikan kepada Islamonline, bahwa Hamas dan Fatah kembali meneken kesepakatan untuk meredakan konflik yang sulit diredakan antarmereka.
Dalam kesepakatan tersebut, baik Hamas maupun Fatah setuju menghentikan black campaign di media media massa, yang bisa memicu konfrontasi antar kedua organisasi terbesar Palestina itu. Kesepakatan itu ditandatangani tepat jam 00 pagi hari Sabtu (12/5).
Sejak meletupnya pertempuran antara Hamas dan Fatah di tahun lalu, sejumlah kesepakatan serupa sudah berulangkali terjadi. Tapi kesepakatan demi kesepakatan itu ternyata terlalu cepat tercabik kembali, lantaran sejumlah kontak senjata yang ternyata tak mampu dikendalikan antara Hamas dan Fatah. Karenanya, sebagian orang yang mengikuti perkembangan masalah ini, berbeda pendapat soal kesepakatan ke berapakah, kesepakatan yang baru berlangsung itu? Ada sebagian yang berpendapat ini adalah kesepakatan keempat, atau ke lima. Bahkan ada pula yang menghitung ini adalah kesepakatan ke sepuluh antara Hamas dan Fatah.
Berdasarkan sumber politik Palestina, kedua belah pihak memang telah melangsungkan pertemuan bersama di sore hari Jum’at dan secara intens membicarakan penyetopan aksi saling provokasi di media. Mereka sepakat untuk tidak lagi memunculkan pernyataab saling kecam dan saling tuding yang bisa memicu api konflik kembali. Dan bahkan, bila ternyata ada salah satu pihak yang melakukan pelanggaran sengaja maupun tidak sengaja dalam kesepakatan ini, ditetapkan pihak lain untuk tidak melakukan dan membalasnya. Pertemuan Hamas Fatah juga rencananya akan terus berlangsung membicarakan sejumlah problematika internal politik Palestina.
Merespon kesepakatan itu, menurut pantauan Islamonline, brigade Izzuddin Al-Qassam sebagai sayap militer Hamas, telah menarik sejumlah besar mobil patroli milik mereka. Hamas juga telah membongkar pos-pos penjagaan di sejumlah wilayah Ghaza yang beberapa waktu lalu didirikan setelah meletupnya konflik dengan Fatah. Al-Qassam menyerahkan semua bentuk asset milternya kepada PM Palestina Ismail Haniyah, untuk kemudian akan diserahkan kepada polisi resmi Palestina secara bertahap.
Haniyah mengatakan, “Ini merupakan langkah baik untuk bisa memunculkan ketenangan publik dan mewujudkan stabilitas.”
Ia juga menghimbau agar semua pihak bisa menahan diri sehingga situasi tenang bisa tetap terpelihara, dan agar semua perbedaan dijembatani dengan jembatan dialog. (na-str/iol)