Jubir resmi Pemerintah Palestina, Dr. Ghazi Hamd mendesak kelompok negara kwartet untuk menekan Israel agar menghentikan pembangunan tembok rasial. “Tembok ini adalah ciri keburukan sejarah bagi kemanusiaan sekaligus kotoran di kening kelompok negara yang selalu mengangkat pembelaan HAM,” ujar Ghazi.
Dalam keterangan yang diterima ikhwanonline, pemerintah Palestina juga menerangkan ambisi Ehud Olmart untuk menuntaskan pembangunan tembok rasialis itu untuk kepentingan memberi batas kekuasaan milik Israel secara sepihak. Tembok tersebut kini terus dibangun hingga mengambil wilayah yang cukup luas di Tepi Barat dan akan mengubah kota-kota di Tepi Barat sebagai kantong-kantong yang terisolir.
Pemerintah Palestina mengatakan, “Di saat Mahkamah Internasional di Den Haag menyatakan bahwa tembok rasial itu tidak sah dibangun, tapi di waktu yang sama masyarakat dunia tetap diam melihat kejahatan kemanusiaan untuk memenjarakan rakyat Palestina, tekanan dan pengepungan atas pemerintah Palestina terpilih serta menghukum rakyat karena pilihan demokratisnya.”
Ghazi Hamd menyatakan PM Israel Olmart dan pemerintah Israel kini tengah memberi informasi sesat kepada dunia, bahwa mereka selalu mendukung perdamaian dan normalisasi politik. Padahal di waktu yang sama mereka melakukan penjajahan di atas wilayah yang tidak mungkin mereka setia pada perdamaian dan perimbangan politik. Menurut PBB, sekitar 10,1 persen wilayah Tepi Barat yang dihuni sekitar 50 ribu rakyat Palestina akan jatuh ke wilayah Israel dengan pembangunan tembok tersebut.
Seperti diketahui, Ehud Olmart memang berencana mempercepat penyelesaian pembangunan tembok pemisah. Beberapa waktu sebelumnya, Knesset Israel telah sepakat mutlak untuk mempercepat pembangunan tembok tersebut. “Kita harus menyelesaikan pembangunan tembok itu secepat mungkin untuk menangkal serangan teroris,” ujar PM Olmart.
Tembok tersebut juga menurutnya adalah untuk menentukan batas kekuasaan Israel secara permanen. Ia semakin berambisi membangun tembok setelah peristiwa bom syahid yang mengguncang Tel Aviv hingga menewaskan 14 orang. Diduga pelaku bom syahid masuk melalui Tepi Barat lewat Yerusalem Timur. Padahal aksi serangan pejuang Palestina ini juga sudah dibalas oleh Israel dengan merusak puluhan rumah dan menewaskan puluhan orang di samping penangkapan massal warga Palestina.
Hamas sendiri telah menyatakan sejak awal pembangunan tembok tersebut, bahwa hal itu tidak akan mampu melindungi Israel dari pejuang kemerdekaan Palestina. “Tembok itu tidak akan melindungi penjajah Israel. Tidak akan mampu memecah konsentrasi perjuangan Palestina. Tidak akan meluruhkan semangat rakyat untuk memperoleh hak-haknya. Justeru tembok itu yang akan menambah eskalasi perlawanan,” terang Hamas. (na-str/ikhln)