Kebrutalan Zionis Israel saat menyerbu Nablus dan sikap diam dunia internasional atas penyerbuan itu memicu Hamas untuk bertindak. Hamas menyerukan agar perangkat-perangkat militernya siaga penuh untuk membalas kejahatan Israel, serta mempertahankan setiap jengkal tanah Palestina.
Selain itu, faksi Palestina yang berkuasa itu juga menyampaikan bahwa Israel tidak memahami apapun kecuali bahasa kekuatan.
“Gerakan Hamas memandang akan bahaya kejahatan Zionis yang terus menerus terhadap rakyat bangsa Palestina di Tepi Barat, yang diakhiri dengan operasi pembunuhan yang menimpa para Mujahidin Sareya Al-Quds, Sayap Militer Jihad Islam di Kota Jenin serta kembalinya kekuatan penjajah Zionis ke Kota Nablus setelah mereka memporak-porandakannya selama beberapa hari lalu, ” demikian isi siaran pers Hamas seperti ditulis oleh Al-Markaz AL-Palistiniy Lilli’laam, Rabu (28/2).
Hamas juga meminta agar semua kekuatan Mujahidin merapatkan barisan dan membentuk kamar operasi-operasi militer dan membuat rencana pembendungan serangan Israel. Pasalnya, tambah Hamas, Israel juga telah membuat rencana untuk menghabisi perlawanan Mujahidin Palestina dengan harapan para Mujahidin itu mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah.
Pada bagian lain siaran persnya, Hamas menegaskan bahwa, “Perlawanan terhadap penjajah dan membalas kejahatan ini merupakan hak yang dijamin bagi bangsa-bangsa yang terjajah, untuk mempertahankan jiwa dan menjaga hak-hak dan prinsip-prinsipnya. ”
Karena itu, Hamas minta agar negara-negara Arab dan Islam perlu segera bekerja untuk menyelamatkan bangsa Palestina dan menghentikan kejahatan Israel.
Hamas juga menuntut PBB agar segera mengambil peran yang sebenarnya untuk menekan Israel, dan PBB harus bertanggung jawab atas nasib rakyat Palestina dan Hamas meminta negara-negara yang merdeka ikut menekan penjajah Israel.
Terkait kebrutalan Israel akhir-akhir ini, Hamas menyebutnya sebagai upaya Israel untuk memicu kekacauan di lapangan dan mematahkan persatuan dan kehendak bangsa Palestina, bangsa yang tegar dan bangsa pejuang. Hamas berpendapat, apa yang terjadi sekarang ini di Jenin dan Nablus bisa saja berakhir dengan penghancuran terhadap Masjid Al-Aqsha melalui penggalian pondasinya.
Ancaman Brigade Izzudin al-Qassam
Juru bicara Brigade Izzudin Al-Qassam Abu ‘Ubaidah juga mengutuk keras atas segala kejahatan yang dilakukan penjajah Israel di Tepi Barat dan Jalur Ghaza. Juru bicara sayap militer Hamas ini juga menjanjikan balasan sangat keras dan mengguncangkan atas kejahatan Israel itu.
“Semua (serangan ) yang sedang terjadi akan dilipatkgandakan dalam ‘faktur tagihan’ yang akan dibayar pihak musuh Zionis, ” tegas ‘Ubaidah yang juga mengatakan bahwa perlawanan ini tak kenal batas, dan Al-Qassam akan memberikan Israel pelajaran keras.
Lebih lanjut Abu ‘Ubaidah menyebutkan apa yang dilakukan Israel di Nablus dan Jenin berupa rangkaian pembunuhan, penangkapan, pengepungan rumah sakit, penutupan sekolah, membuat warga kelaparan dan ancaman-ancaman keamanan, itu sebagai serial tindak terorisme Zinois terhadap bangsa Palestina.
Abu ‘Ubaidah juga menegaskan, serangan Israel ke Tepi Barat akhir-akhir ini membuktikan kebohongan Israel yang menyatakan mereka hanya akan menyerang Ghaza karena merasa diancam roket-roket Al-Qassam.
Menurut komandan Al-Qassam itu, serangan Israel ini targetnya menghambat pelaksanaan Kesepakatan Makkah. Israel ingin agar Palestina terus kacau dan tak ada stabilitas serta ketenangan serta tenggelam dalam lautan darah.
Abu ‘Ubaidah menilai bahwa Israel sangat marah atas Kesapakatan Makkah, yang akan membawa bangsa Palestina ke satu barisan untuk menghancurkan angan-angan Israel. (ilyas/pi)