Hamas meminta Israel membebaskan 1.400 tawanan warga Palestina termasuk semua tawanan perempuan dan anak-anak sebagai barter pembebasan serdadu Israel Kopral Gilad Shalit yang ditawan pejuang Palestina sejak bulan Juni lalu.
Untuk memulai upaya pertukaran tersebut, pemimpin politik Hamas, Khalid Mishaal bersedia melakukan pembicaraan dengan para pejabat negara Mesir, yang berupaya menjadi mediator pertukaran tahanan tersebut. Ia tiba di Kairo hari ini, Kamis (23/11) bersama delegasi Hamas lainnya.
"Delegasi, dipimpin oleh Khalid Mishaal, akan menindaklanjuti upaya Mesir untuk mencapai kesepatan yang bisa diterima oleh rakyat Palestina," kata Izzat al-Rishq, juru bicara Hamas pada Rabu malam.
Selama ini, masalah perbedaan jumlah tahanan dan pemilihan waktu yang tepat menjadi salah satu batu sandungan belum tercapainya kesepakatan barter tahanan tersebut.
Al-Rishq mengatakan, Mishaal akan bertemu dengan kepala intelejen Mesir, Umar Sulaiman yang menangani masalah pertukaran tahanan ini. Selain membicarakan masalah tahanan, kata Al-Rishq, mereka juga membicarakan persoalan-persoalan yang menjadi penghalang terbentuknya formasi pemerintahan Palestina bersatu.
"Delagasi Hamas akan memdiskusikan langkah-langkah praktis untuk menghentikan sangsi ekonomi bagi rakyat Palestina. Kami juga ingin memberitahukan saudara-saudara kami di Mesir tentang perkembangan terakhir wacana pemerintahan bersatu dan kesulitan-kesulitan dalam membentuk formasi pemerintahan itu," jelas al-Rishq. (ln/aljz)