Rekomendasi tahanan Palestina kini ramai dibicarakan di kalangan rakyat. Sebab rekomendasi tahanan itulah yang kini dijadikan dalih mendasar untuk penyelenggaraan referendum untuk mengakui eksistensi Israel. Hamas dan Jihad Islami kemarin mengeluarkan pernyataan bersama tentang rekomendasi tahanan Palestina.
Mereka menegaskan, hendaknya rakyat Palestina memperhatikan secara seksama kandungan rekomendasi itu, dan tidak lebih dahulu bersikap menerima atau apriori, karena ada sejumlah hal yang memang baik dan ada yang penting untuk dipikirkan lebih mendalam.
Menurut Hamas dan Jihad Islam, rekomendasi tahanan Palestina tersebut memang memuat upaya untuk menghilangkan embargo dan blokade yang diderita bangsa Palestina. Oleh karena itu, tema seperti ini hendaknya menjadi landasan pemikiran yang penting dan menjadi rujukan utama dalam dialog. “Tidak boleh ada anggapan bahwa masalah ini sudah mutlak dan tidak bisa didiskusikan lagi, apalagi diambil menjadi titik masalah yang memunculkan perbedaan di kalangan bangsa Palestina,” jelas rekomendasi tersebut.
Pada poin berikutnya, Hamas dan Jihad Islam juga menyerukan adanya dialog dengan suasana tenang, tanpa batas waktu yang demikian sempit sehingga dapat memunculkan agenda bersama yang lebih jelas. Bagi Hamas dan Jihad Islam, menggunakan rekomendasi tahanan Palestina yang dijadikan rujukan utama oleh Abbas untuk menggelar referendum guna menekan kelompok yang tidak menerima sepenuhnya rekomendasi itu, akan semakin menambah suasana genting dan tidak kondusif bagi perjuangan Palestina.
Pada poin terakhir, Hamas dan Jihad Islam mengajukan penilaian bahwa rekomendasi tahanan itu mewakili pribadi tertentu yang tidak mewakili institusi apapun di Palestina. Karena jumlah tahanan Palestina yang tersebar di penjara Israel berjumlah 4.000 an orang yang tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan dengan segelintir orang yang menandatangani rekomendasi yang antara lain berisi pengakuan atas Israel tersebut. (na-str/pic)