Presiden Israel Moshe Katsav menegaskan, pihaknya tidak akan toleransi dengan apapun yang disebut sebagai aksi terorisme yang dilakukan Hamas. Menurut Katsav dirinya memang khawatir terhadap kemenangan Hamas dalam pemilu legislatif yang akan memundurkan pencapaian upaya perdamaian ke puluhan tahun ke belakang. Ia lalu memperingatkan Hamas, bahwa Israel tidak akan mau berunding dengan Hamas jika Hamas tidak menghentikan aksi perlawananannya.
“Jika Hamas mau merubah prinsip politiknya selama ini, Israel akan membuka kemungkinan dialog dengan Hamas,” ujarnya. Perubahan prinsip politik yang dimaksud adalah, memenuhi tuntutan Uni Eropa untuk meninggalkan aksi perlawanan dan mengakui negara Israel.
Apa yang dikatakan Katsav, sama dengan penegasan PM Israel Ehud Olmart. Bagi Olmart, Israel tidak akan membuka kontak apapun dengan pemerintahan bentukan Hamas. “Tidak akan ada perundingan, dan tidak akan ada upaya pembukaan hubungan diplomatik dari pihak Israel,” tandasnya seperti dikutip Aljazeera. Olmart menyampaikan hal itu dalam pertemuannya dengan para ketua organisasi Yahudi Amerika di Jerussalem yang kini masih di bawah pendudukan Israel.
Sementara itu, sejumlah sumber dari media Rusia menyebutkan di antara isi pembicaraan Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Meshal dengan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah, soal kesiapan Hamas untuk menanggalkan senjata, dengan syarat, Israel pergi dari tanah pendudukan di Palestina. Meshal justru mengatakan, bahwa perdamaian sesungguhnya otomatis akan tercipta di Timur Tengah jika Israel menyudahi pendudukannya dan penjajahannya atas tanah Palestina.
Kepada AS, dan seluruh masyarakat internasional yang menginginkan perdamaian di Timur Tengah, Mishal menegaskan, “Saya ingin menyampaikan kepada AS dan dunia internasional serta semua orang yang berbicara tentang perdamaian. Bahwa cara paling sederhana untuk mewujudkan perdamaian adalah dengan cara menghentikan semua perlawanan yang dilakukan Israel dan pendudukan Israel atas bumi Palestina.”
Sampai saat ini, Israel masih terus menerus melakukan penangkapan secara intensif terhadap aktifis perlawanan Palestina. Kemarin (14/2), tentara Israel menangkap 19 pejuang Palestina yang berafiliasi kepada Hamas, Jihad Islam dan Fatah. Mereka seluruhnya ditangkap di Tepi Barat. (na-str/aljzr)