Hamas dan Fatah sama-sama menolak klaim yang dilontarkan Aiman Zawahiri, orang yang disebut sebagai tokoh kedua jaringan Al-Qaidah. Beberapa waktu sebelumnya Zawahiri menyebut Hamas “menyimpang dari syariat Islam” sedangkan Fatah “pengkhianat. ”
Menanggapi pernyataan Zawahiri, tokoh Fatah diwakili Qadura Raris, yang merupakan anggota Dewan Revolusi Fatah mengatakan, “Dia (Zawahiri) menganggap dirinya sebagi penasihat atas kaum Muslmin, dan menisbatkan diri seperti nabi umat Islam. Tapi dia tidak layak memiliki label seperti itu. ” I
A melanjutkan dengan sinis terkait komentar Zawahiri tentang masalah di Palestina. “Siapa yang ingin terlibat dalam peperangan dan pembebasan masjid Al-Aqsha jangan menganggap dirinya sebagai penasihat. Seharusnya dia harus melakukan usayanya di bawah kehendak rakyat Palestina yang telah menjadi ujung tombak perlawanan terhadap Zionis Israel, ” ujarnya.
Menurutnya, pernyataan Zawahiri itu justeru merugikan dan membahayakan Islam, dan bisa menambah permusuhan dan kebencian atas kaum Muslimin, karena ungkapan itu tidak masuk akal.
Sementara itu, gerakan Hamas menyatakan sikap penolakan yang hampir sama dengan suara Fatah. Hamas menyatakan bukan pengikut aliran pemikiran Zawahiri, meskipun tetap menghormatinya sebagai bagian dari kaum Muslimin. Hamas dengan bijak meminta Zawahiri menghormati peran-peran jihad yang telah dilakukannya di Palestina.
Dr. Ismail Ridhwan, salah satu petinggi Hamas mengatakan, “Hamas melandaskan aktifitasnya di atas pemikiran moderat dan adil yang menyeluruh terhadap agama ini. Hamas tak mungkin menjadi tawanan terhadap tekanan pemikiran apapun, meski demikian Hamas tetap menghormati seluruh pemikiran yang dilontarkan dalam lingkup masalah Islam. ”
DR. Ismail Ridhwan yang bertugas sebagi dosen ilmu hadits di Ghaza mengatakan, “Hamas sebagai aktifitas perlawanan dan jihad tidak mungkin menuntaskan strateginya untuk melakukan perlawanan. Hamas adalah pemimpin dalam aksi perlawanan di Palestina, dan hal itu akan terus dipegang sebagai pilihan satu-satunya untuk mengusir Zionis. ” (na-str/iol)