Musa Abu Marzuq, Wakil Kepala Biro Politik Hamas mengatakan, gerakannya kini sedang mengkaji upaya meniru strategi perlawanan yang dilakukan Hizbullah dalam menghadapi Israel. Kajian itu nantinya, akan diterapkan pejuang Hamas di Ghaza.
Abu Marzuq menilai pengalaman Hizbullah sangat berharga untuk diambil sebagai pelajaran bagi perjuangan Hamas, setelah Hizbullah mampu mengukir perlawanan yang mengagumkan melawan Israel selama 34 hari.
Dalam keterangan yang dilansir oleh harian Al-Hayat, terbitan London (30/8), Abu Marzuq mengatakan, “Level pimpinan Hamas saat ini tengah mengkaji cara meniru strategi pengalaman Hizbullah, untuk diterapka di Jalur Ghaza, setelah Hizbullah menang melawan Israel. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara menghargai perlawanan Hizbullah yang telah meraih kemenangan, dan menaklukkan tank-tank mirkava Israel berikut melawan pesawat-pesawat termpur mereka.”
Abu Marzuq mengingatkan, “Israel berupaya untuk merubah kondisi perlawanan pejuang Palestina sebelum para pejuang mampu meniru pengalaman Hizbullah. Hal itu dilakukan dengan cara mengoperasikan serangan bertubi-tubi, memperketat blokade dan menguatkan pendudukan.” Namun begitu, Abu Marzuq juga mengingatkan bahwa Israel akan tetap gagal meraih keinginan mereka untuk bisa menaklukkan Hizbullah, dan menurut Abu Marzuq, Hamas lebih memiliki keyakinan di atas Hizbullah.
Israel memang mengkhawatirkan hasil peperangannya dengan Hizbullah telah memberi semangat dan contoh bagus bagi pejuang Palestina. Kepala Intelejen Lokal Israel Shin Bet, Yoval Diskin, mengatakan di hadapan Dewan Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, “Secara umum, kelompok pejuang Palestina memang ingin mengambil contoh perlawanan Libanon. Hal itu akan menambah kekuatan mereka untuk melakukan perlawanan terhadap Israel.”
Dalam pernyataan yang dipublikasikan Reuters, Diskin juga mengatakan, “Para aktivis pejuang Palestina di Ghaza dan Tepi Barat menganggap keberhasilan Hizbullah melontarkan ribuan rudal ke arah Israel selama peperangan adalah kemenangan strategi. Mereka sangat terkesan dengan aksi Hizbullah mempertahankan Libanon Selatan menghadapi tentara Israel, hingga melumpuhkan tank-tank Israel.”
Ia menambahkan, “Di Ghaza yang ditinggalkan Israel pada Agustus 2005 setelah diduduki 38 tahun, kelompok pejuang Palestina lebih intensif melakukan aksi penyelundupan berbagai materi misil melalui Mesir untuk meningkatkan kemampuan rudal mereka yang saat ini masih berjarak pendek. Selain itu, sekarang kami telah melihat pejuang Palestina telah mampu membuat pertahanan terhadap tank-tank Israel dengan pertahanan yang sejenis sebagaimana yang kami lihat di Libanon Selatan.” (na-str/iol)