Belanda , dijuluki di media sebagai negara pertama di dunia yang membuka “halal” sex shop, sebuah toko online asal Belanda itu berniat meningkatkan “kesejahteraan seksual ” Muslim dan akhir-akhir ini telah umumkan kerjasamanya dengan pengecer sex shop terbesar di Eropa untuk memasuki potensi pasar 1,8 miliar Muslim.
“Kami akan memasarkan 18 produk kami yang bermerek Islam untuk pasar Eropa melalui Beate Uhse,” ujar Abdelaziz Aouragh, pendiri El Asira yang berbasis di Amsterdam , Dikatakan kepada Agence France Presse (AFP) .
“Kami menargetkan pasar (global) sekitar 1,8 miliar Muslim , potensi pasar yang sangat besar,” tambahnya .
Diluncurkan empat tahun lalu, El Asira, yang artinya ‘Masyarakat’ dalam bahasa Arab, tidak terlihat seperti jenis situs toko-toko seks sejenisnya di internet.
Tanpa gambar porno dan tidak ada gambar-gambar sensual pada websitenya , mereka menawarkan minyak sensual yang terbuat dari minyak gaharu yang sangat disukai oleh komunitas Muslim lokal.
Bahkan website tersebut memberikan pintu masuk yang berbeda untuk pria dan wanita.
Menurut Aouragh, kesepakatan dengan Beate Uhse, pengecer peralatan seks erotis terbesar di Eropa, telah berlangsung dua tahun dan memperluas jangkauan produk seks yang tidak melanggar hukum.
“Kami pikir kami bisa belajar banyak dari El Asira tentang bagaimana untuk memasuki pasar Muslim,” kata juru bicara Beate Uhse, Linda Blommaert.
Allah menciptakan hasrat seksual pada manusia. Seperti halnya kebutuhan untuk makan atau tempat berlindung. Namun, Islam memiliki cara yang tepat dan halal untuk memuaskan keinginan seksualnya sesuai dengan ajaran kitab sucinya.
Menurut Aouragh dan Blommaert, Toko mereka benar-benar berbeda dari toko sejenisnya yang bertentangan dengan Islam.
“Produk kami tidak memasarkan boneka, alat tiup atau vibrator,” kata Aouragh.
“Ini bukan tentang hubungan seks. Produk kami hanya meningkatkan suasana dan meningkatkan perasaan sensualitas,” ujarnya.
Beate Uhse adalah perusahaan yang “menghargai perempuan dan menyajikan produk dalam lingkungan yang ramah . Itu sebabnya kami percaya tidak ada konflik dalam bekerja dengan mereka,” tambah Aouragh.
Diyakini menjadi yang pertama dari jenisnya, pengalaman Al-Asira ini langsung ditiru oleh toko seks online yang telah dibuka di Turki tahun lalu untuk menjual produk seks “halal”.
Tidak seperti toko-toko seks lainnya, toko seks ‘Islam’ Turki secara online hanya menjual kondom, minyak pijat dan wewangian saja.
Namun, konsep toko seks “Halal” dikritik oleh para ulama Muslim yang tidak membenarkan untuk menjual produk tersebut.
Mengomentari Turki “halal” sex shop, Dr Wael Shihab, seorang ulama Shariah dan peneliti, mengatakan kepada OnIslam:” Sebenarnya, aku sangat khawatir produk produk tersebut menggunakan label halal ‘. “Hari-hari ini, banyak orang menyalahgunakan label” Halal “untuk tujuan komersial yang bertentangan dengan Shariah (hukum Islam) dan nilai-nilainya, ” (OI/Nn)