Erdogan meyakinkan masyarakat internasional bahwa Turki melindungi hak-hak Muslim serta semua komunitas agama lain.
Erdogan mengatakan Turki tak pernah ikut campur dalam urusan keagamaan negara lain.
“Begitu juga, tak ada pihak asing yang berhak untuk mencampuri masalah yang menyangkut tempat ibadat kami,” tekan Erdogan.
Pernyataan Presiden Erdogan tersebut menjawab kritik dari banyak negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), atas janji pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia dari musium menjadi masjid.
Erdogan pun menggarisbawahi ada sekitar 435 gereja dan sinagog di Turki. “semua orang menikmati hak mereka untuk menjalankan kepercayaan mereka.”
Gereja-gereja di Turki dilindungi serta yang baru di Istanbul juga sedang dibangun, sementara banyak tempat ibadah telah direnovasi melalui dana negara.
Presiden Erdogan mengatakan bahwa Turki akan selalu melindungi hak-hak Muslim dan minoritas yang tinggal di negara itu.
Menanggapi keputusan oleh pengadilan tinggi soal status Hagia Sophia, Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop menekankan Turki tidak akan merusak semua peninggalan bersejarah di situs tersebut.
Dia mengatakan ada kesinambungan dan integritas dalam pemahaman bangsa Turki terhadap benda-benda warisan.
Bangsa Turki tak memiliki sifat penghancur unsur budaya sebelumnya, seperti yang dilakukan Spanyol dan Portugal menghancurkan masjid-masjid di Eropa.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada awal Juli mendesak Turki untuk mempertahankan status museum Hagia Sofia.
Pompeo meminta Turki berkomitmen untuk menghormati tradisi agama dan sejarah keberagaman yang berkontribusi terhadap berdirinya Republik Turki, selain itu untuk memastikan situs itu tetap dapat diakses oleh semuanya.
“AS memandang perubahan terhadap status Hagia Sophia sebagai sebuah bentuk pengurangan terhadap warisan bangunan yang luar biasa ini,” sebut Pompeo.
Menanggapi pernyataan Pompeo itu, juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin menegaskan bahwa pengalihfungsian Hagia Sophia di Istanbul sebagai masjid tidak akan menghilangkan identitasnya sebagai warisan dunia yang bersejarah.
Jubir Kalin mengatakan pembukaan Hagia Sophia untuk tempat ibadah, seperti yang telah diupayakan oleh petinggi Turki sejak lama, tidak akan menghalangi semua orang yang ingin mengunjunginya.
Kalin mengungkapkan Turki tetap akan terus melestarikan ikon-ikon Kristen di sana, tidak menghancurkannya, sama seperti yang dilakukan oleh nenek moyang mereka Ottoman, memelihara semua nilai-nilai Kristen yang ada.
Seperti Masjid Biru, Masjid Fatih dan Suleymaniye di Istanbul yang terbuka untuk semua pengunjung, meski berstatus sebagai masjid Hagia Sophia juga akan menerima kunjungan dari penganut kepercayaan lain atau para wisatawan, tuturnya. (rol)