Salah satu media Thailand, Bangkok Post (11/7/09) melansir, bahwa saat ini para pengusaha Thailand sibuk memburu para importir produk berlabel "halal" dari negara-negara Islam, untuk kemudian membangun kemitraan dengan para produsennya. Upaya ini dilakukan Thailand untuk mempelajari bagaimana cara menyiapkan dan memasarkan produk-produk halal, sehingga meningkatkan investasi Thailand di bidang pemasaran, mengikuti cepatnya pertumbuhan "pasar halal" di dunia internasional.
Untuk merealisasikan obsesinya, beberapa waktu lalu Thailand telah menggelar Konferensi Bangkok dengan tema "Memperluas Pasar Halal Internasional 2009." Hasil konferensi ini menunjukkan bahwa para pengusaha Thailand sepakat untuk mengubah arus perdagangan, dari sekedar mengimpor produk-produk halal berubah menjadi memproduksinya, dengan cara menjalin kemitraan dengan negara-negara Islam, khususnya negara-negara yang tergabung dalam Majlis Al-Ta‘âwun Al-Khalîjiy (Dewan Kerjasama Teluk [GCC]).
Penasehat Asosiasi Produksi dan Ekport Halal Thailand untuk wilayah Eropa dan Amerika Dr. Yusuf Riley mengatakan, "Upaya ini merupakan perkembangan penting bagi para investor Thailand, karena produksi produk halal akan memudahkan mereka bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan internasional."
Dr. Riley menekankan pentingnya perusahaan Thailand memproduksi porduk halal, untuk memperluas investasi mereka. Ia mencontohkan perusahaan Islam di Inggris, yang kini berusaha mendirikan pabrik khusus untuk memproduksi daging halal, seperti dibangunnya "Macca Food" yang merupakan salah satu pabrik halal yang ada di Jerman.
Dr. Riley juga menyaksikan perkembangan perusahaan-perusahaan produk halal di Asia, yang hingga kini masih mencari investor dari mitra mereka di negara-negara Islam, khususnya negara-negara Teluk. Para investor ini sangat dibutuhkan, seiring semakin meningkatnya permintaan produk-produk halal di dunia internasional.
Pada tahun ini, negara-negara yang tergabung dalam GCC (Kuwait, Amman, Qatar, Saudi, dan Uni Emirat Arab) yang jumlah penduduknya mencapai 36 juta jiwa, telah menanam investasi dalam jumlah besar di Indonesia pada sektor pertanian. (Sn/iol)