Perjuangan politik Islam melalui sistem demokrasi, kembali membuktikan efektifitasnya di Turki. Kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Turki, mengantarkan keberhasilan Abdullah Gul menduduki kursi orang nomor satu di negara sekuler tersebut.
Abdullah Gul, pada hari Selasa (28/8), berhasil meraih dukungan suara mayoritas dari parlemen yang memang telah didominasi AKP. Inilah awal era Islamisasi sekularisme Turki yang dalam beberapa kurun waktu sangat kuat memegang sekularisme. Terhitung, sejak ambruknya Khilafah Islamiyah Turki tahun 1924, negeri itu menjadi simbol sekulerisme dipelopori pendiri Turki sekuler, Mushtafa Kamal Ataturk.
Gul (56) mendapat dukungan 342 suara, dan itu merupakan suara Fraksi AKP yang mendominasi parlemen, ditambah dukungan beberapa anggota parlemen lain dari kelompok independent. Hasil itu sudah sangat cukup untuk Gul, mengingat minimal suara yang mewakili mayoritas mutlak hanyalah 276 + 1 suara.
Pengamat masalah Turki, Ibrahim Aqbab, yang berafiliasi pada AKP menyatakan kepada Islamonline, bahwa kemenangan Gul adalah tahap awal dari fase ke dua perjalanan sejarah Republik Turki. Ia mengatakan, “Pada masa selanjutnya, akan terjadi perubahan kembali ke akar Islam dan Timur Tengah. ”
Aqbab menambahkan bahwa kemenangan Gul juga sebagai kemenangan mayoritas Muslim rakyat Turki, sebagaimana telah terjadi sebelumnya di pemilu, mengalahkan elemen sekuler yang ternyata minoritas.
Sepakat dengan apa yang dikatakan Aqbab, seorang wartawan Turki Faek Polot yang memiliki pandangan berbeda dengan AKP, mengatakan, “Kemenangan Gul, bisa dikatakan sebagai awal babak baru sejarah Turki yang kedua, yang berdiri di atas program Islamisasi Sekulerisme. ”
Menurutnya, Gul setelah terpilih sebagai Presiden Turki akan melakukan sejumlah langkah untuk membangun kombinasi antara sekulerisme Ataturk dengan akar Islam dan Timur Tengah.
“Langkah-langkah itu akan ditempuh dengan menggunakan pola demokrasi liberal dengan mengembalikan prinsip-prinsip negara kepada prinsip-prinsip Islam, ” ujarnya.
Namun demikian, Polot mengatakan Gul takkan berterus terang soal proyek Islamisasi sekuler di Turki ini. Mengingat hal itu jelas akan memancing pro dan kontra, terlebih setelah ancaman dari militer Turki yang dengan keras menyatakan bakal melakukan infiltrasi membela sekulerisme negara bila ada yang mengusiknya.
Sebelumnya, tokoh militer Turki menyebutkan, mereka adalah “benteng terakhir” sekulerisme di Turki yang akan mati-matian membela sekulerisme. Perlu diketahui, dahulu Ataturk yang disebut bapak sekuler Turki telah mendeklarasikan usainya fase pemerintahan Khilafah Islamiyah Turki dan berdirinya Republik Turki sekuler pada tanggal 3 Maret 1924.
Selanjutnya, Ataturk yang memelopori penghapusan syariat Islam sebagai sumber hukum negara di Turki. Dan bahkan, belakangan, kaum Muslimah Turki dilarang mengenakan pakaian Muslimah dan jilbab lantaran dianggap sebagai symbol agama yang bertentangan dengan nilai sekuler. (na-str/iol)