Suriah “mencap” 17 diplomat sebagai orang yang “persona non grata” (tidak disukai) sebagai tanggapan atas pengusiran diplomat Suriah oleh negara-negara Barat pekan lalu.
Juru bicara Kementerian Jihad Makdessi Selasa kemarin (5/6) melist para diplomat termasuk duta besar Amerika Serikat, Inggris, Turki, Perancis dan lain-lainnya. Beberapa dari mereka telah meninggalkan negara itu karena maraknya aksi kekerasan.
Namun kementerian luar negeri mengatakan pemerintah masih terbuka untuk kembali membangun hubungan dengan para diplomat, yang hampir semuanya telah ditarik oleh pemerintah mereka.
“Republik Arab Suriah masih percaya pada pentingnya dialog berdasarkan prinsip menghormati kesetaraan dan saling menguntungkan,” sebuah pernyataan kementerian mengatakan. “Kami berharap negara-negara yang memulai langkah-langkah ini akan mengadopsi prinsip-prinsip yang akan memungkinkan hubungan kembali normal lagi.”
Suriah telah terperosok dalam konflik berdarah selama lebih dari setahun saat pasukan keamanan berusaha untuk menghancurkan pemberontakan melawan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Kanada, Jerman, Italia, Spanyol, Australia, Bulgaria dan Swiss secara berkoordinasi melakukan langkah untuk mengusir diplomat Suriah dalam menanggapi pembantaian 108 orang di kota Houla. Hampir setengah korban tewas adalah anak-anak.(fq/wb)