Giliran Arab Saudi?

Dengan merebaknya protes yang terjadi hari ini di Arab Saudi, pemerintahan negara kerajaan itu tampak jelas berada dalam posisi yang ketakutan.

Sebuah berita utama pagi ini di harian Arab News berbunyi "Tidak ada ancaman yang terlihat menganggu stabilitas kerajaan." Meskipun hal ini mungkin benar ada kaitannya dengan demonstrasi yang terjadi hari ini, namun Saudi tidak bisa lagi mengabaikan ancaman besar protes.

Pihak berwenang telah menarik garis merah yang jelas dengan menyatakan bahwa demonstrasi tidak hanya ilegal tetapi "tidak islami," dan kemarin polisi menunjukkan kekuatan mereka dengan menembakkan senjata api terhadap para demonstran Syiah di Provinsi Timur.

Tindakan ini, jelas, dimaksudkan untuk menakut-nakuti rakyat sebanyak mungkin. Terlepas dari berapa banyak orang yang berdemo hari Jumat iniini, dalam jangka panjang larangan demonstrasi akan sulit untuk dipertahankan dan bisa memperburuk keadaan.

"Sepertinya pemerintah berada dalam situasi kalah-dan-kalah," tulis blogger Saudi Ahmed al-Omran di Guardian.

"Jika mereka tidak menghentikan orang dari melakukan protes, rakyat akan merasa diberdayakan untuk mengulanginya dan terus memprotes, menentang larangan pemerintah dengan cara yang membuat sulit pemerintah untuk.

Namun jika pemerintah menggunakan kekerasan untuk menindak para demonstran, ini akan menjadi bahan bakar kemarahan rakyat dan mendorong mereka untuk memprotes bahkan dalam jumlah yang lebih besar di masa depan." (sa/alabab)