Pimpinan partai Islam Tunisia Ennahda (An-Nahdha), Rasyid al-Ghannouchi mengatakan pada hari Sabtu kemarin (8/9) bahwa bentrokan di Suriah bukan antara Sunni dan Syiah tetapi antara pendukung kediktatoran dan pendukung kebebasan.
Berbicara kepada kantor berita Anadolu (AA) saat menghadiri sebuah konferensi internasional bertajuk “Musim semi Arab dan Perdamaian di Timur Tengah Baru: Perspektif Islam dan Kristen” di Istanbul, al-Ghannouchi mengatakan bahwa sisa-sisa rezim lama di Suriah telah membuat upaya untuk mencegah terjadinya proses perubahan.
Menyentuh pada negaranya, al-Ghannouchi menekankan bahwa Tunisia tidak lagi menjadi sebuah negara di mana tokoh-tokoh politik dilarang dari beraktifitas politik atau menerapkan larangan terhadap pers.
Sementara itu, anggota Dewan Fatwa Libya, Ahmad Milad Gaddur, juga menghadiri konferensi di Istanbul, mengatakan kepada AA bahwa masyarakat di negara-negara Arab terpaksa untuk membuat revolusi terhadap para pemimpin mereka.
“Muslim sejati adalah orang yang menyebarkan perdamaian dan keamanan,” Gaddur mengggarisbawahi.