Para kardinal di Italia mengingatkan kaum wanitanya agar tidak melakukan ikatan perkawinan dengan laki-laki Muslim, seiring dengan makin meningkatnya jumlah populasi Muslim di negara Pizza itu. Perbedaan agama dan budaya dijadikan alasan para kardinal dalam mengeluarkan peringatan tersebut.
BBC Online mengutip data resmi gereja menyebutkan, pada tahun 2005 telah terjadi pernikahan antara wanita Katolik dan lak-laki Muslim di Italia.
Kardinal Camillo Ruini, Vikaris di Roma mengatakan, perbedaan budaya seperti peranan wanita dan pendidikan anak-anak membuat kaum perempuan Katolik mengalami kesulitan jika menikah dengan laki-laki Muslim.
"Pengalaman beberapa tahun belakangan ini, membuat kami mengeluarkan himbauan agar tidak melakukan perkawinan campuran atau dalam kasus apapun tidak membenarkan perkawinan itu," kata Ruini dalam rilisnya sebulan lalu.
"Pasangan campuran Katolik dan Muslim yang berniat membangun sebuah keluarga akan mengalami kesulitan yang lebih besar dibandingkan pengalaman pasangan yang sudah menikah, ketika seseorang mempertimbangkan perbedaan budaya dan agama," tulis Ruini yang dikenal dekat dengan mendiang Paus Paulus II.
Kardinal Ruini juga mengungkapkan keprihatiannya atas makin meningkatnya jumlah perkawinan pasangan Katolik dan Muslim. Ia menilai secara intrinsik, perkawinan beda agama itu sebagai perkawinan yang rapuh.
"Menurut data dari kantor statistik Italia, ISTAT, pada tahun 2004 lalu ada 19.000 lebih perkawinan beda agama di Italia," tambah Ruini.
Himbauan Ruini agar tidak melakukan perkawinan beda agama ini juga pernah dikeluarkan oleh Kardinal Vatikan, Stephen Hamao. Hamao bahkan menyebut wanita Eropa yang terlanjur menikah dengan laki-laki Muslim sebagai ‘pengalaman pahit.’
Menanggapi himbau gereja Vatikan itu, seorang pendeta Katolik yang juga profesor bidang filsafat di Universitas Kairo, Kristian Van Spen mengatakan, himbauan itu dilatarbelakangi kekhawatiran bahwa wanita Katolik yang menikah dengan laki-laki Muslim nantinya akan masuk Islam.
"Selain itu mereka juga khawatir anak-anak hasil perkawinan ini nantinya akan memeluk Islam. Konsekuensinya, jumlah warga Muslim di Italia akan bertambah banyak," ujar Van Spen.
Saat ini diperkirakan ada 1,5 juta warga Muslim dari 58 juta jumlah total penduduk negara Italia.
Belakangan ini, negara-negara Eropa mengungkapkan kekhawatirannya akan makin meningkatnya jumlah populasi Muslim.
Seorang wartawan Italia, Oriana Fallaci dalam bukunya ‘La forza della ragione’ menulis, Eropa sedang mengarah pada ‘sebuah propinsi Islam, sebuah koloni Islam’ dan diyakini ‘Islam yang baik dan yang jahat sama-sama eksis.’ (ln/iol)