Setelah hampir 700 tahun menjaga ketat dokumen-dokumen yang mengungkap tentang keberadaan The Nights Templar-ordo militer Kristen abad pertengahan-pusat agama Katolik Vatikan untuk pertama kalinya akan mempublikasikan dokumen-dokumen tentang pengadilan terhadap ordo tersebut.
Kelompok Templar yang dikenal sebagai kelompok yang menjaga dan melindungi Yesus Kristus dan keturunan-keturunannya serta menjadi Kuil Solomon, dibentuk pada tahun 1119 oleh sekelompok ksatria yang bersumpah akan melindungi para peziarah yang akan berkunjung ke Tanah Suci setelah para tentara perang Salib berhasil merebut Yerusalem pada 1099.
Kelompok ini diburu pada masa Raja Philip karena dituduh telah melakukan penyimpangan ajaran agama Kristen berdasarkan pengakuan para ksatria itu sendiri. Raja Philip bahkan memerintahkan para ksatria yang tertangkap, dibunuh dengan cara dibakar. Namun sejumlah pakar sejarah meyakini, para ksatria itu membuat pengakuan karena di bawah tekanan dan ancaman.
Dokumen-dokumen berupa berkas-berkas pengadilan terhadap para Templar yang dikenal dengan nama"Processus Contra Templarios" selama ratusan tahun disimpan dan dirahasikan oleh Vatikan. Dan sekarang, gereja Vatikan akan mempublikasikan dokumen-dokumen tersebut, meski yang dipublikasikan adalah dokumen-dokumen hasil reproduksi. Bagi mereka yang ingin membaca dokumen-dokumen itu, pihak Vatikan mematok harga 5. 900 euro atau sekitar 8. 333 dollar AS.
Seorang pakar sejarah abad pertengahan Profesor Barbara Frale mengatakan, apa yang dilakukan Vatikan dengan merilis dokumen-dokumen rahasia ini merupakan batu loncatan bagi proyek itu secara keseluruhan. Menurut Frale yang selama ini menekuni arsip-arsip rahasia Vatikan, dokumen-dokumen yang ditulis di atas kertas dari kulit itu dikenal dengan sebutan Chinon Chart itu dan sampai tahun 2001, kata Frale, Vatikan telah salah menempatkan dokumen-dokumen tersebut ke dalam arsip-arsip Vatikan. (ln/presstv)