Sebuah gereja Paroki Our Lady of Assumption di Ponzano, setiap hari hari Jumat dipenuhi para jamaah, tapi bukan jamaah Kristiani yang menghadiri misa, tapi jamaah Muslim yang akan menunaikan salat Jumat.
Gereja itu memang berubah menjadi "masjid" setiap hari Jumat, karena digunakan warga Muslim di kota Ponzano-kota yang terletak dekat Venice, Italia-untuk salah Jumat berjamaah. Di Ponzano terdapat sekitar 11. 500 orang dari 232 keluarga imigran yang kebanyakan berasal dari Afrika Utara dan Eropa Timur.
Pastur Keparokian, Don Aldo, 69, sudah sejak dua tahun lalu memeberikan sebagian ruang gerejanya untuk digunakan sebagai tempat salat Jumat bagi warga imigran muslim. Setiap hari Jumat, tempat itu dipenuhi sekitar 200 warga Muslim. Tapi di bulan Ramadhan, jumlah warga Muslim yang datang ke tempat itu untuk beribadah bisa mencapai 1. 000-1. 200 orang.
"Mereka (warga Muslim) meminta izin pada Saya untuk menggunakan ruangan itu, dan saya bilang boleh saja, " kata Pastur Don Aldo.
"Tidak ada gunanya bicara soal dialog keagamaan, tapi membanting pintu di depan muka mereka. Bagaimana mungkin kami menutup pintu buat mereka, " sambungnya.
Sikap Pastur Don Aldo, bukan tidak menuai protes dan kritik dari para jamaahnya, bahkan dari para uskup dan pendeta di lingkungannya. Namun Pastur Aldo beralasan ia tidak perlu meminta izin pada keuskupan untuk berbuat baik pada orang lain.
"Lagipula saya lebih tua dari para uskup itu dan saya adalah profesor yang mengajar mereka di seminari. Bahkan jika saya dilarang, saya tidak mematuhi mereka, " kata Pastur Aldo mempertahankan keputusannya.
Bahkan ia mengatakan, "Umat Islam yang salat lebih baik daripada umat Kristen yang tidak pernah berdoa. Kalau Anda bilang saya seorang rasis, Anda salah. "
Sejak Pastur Aldo memberikan izin sebagian ruang gereja paroki digunakan sebagai tempat salat Jumat warga Muslim, ia mengaku banyak menerima surat dan email yang mendesak agar Pastur Aldo "tetap berkumpul dengan komunitasnya." Di antara surat yang diterimanya ada yang berbunyi, "Orang-orang ini adalah para imigran, kemudian mereka meminta tempat dan mengusir kita. "
Suara protes juga dilontarkan publik. Wakil Presiden federasi para politisi sayap kiri, Luca Zaia meminta keuskupan untuk menjelaskan posisi gereja dalam masalah ini, agar tidak menjadi preseden buruk dalam sejarah Venice. Zaia beralasan, di beberapa negara Muslim, umat Kristen tidak dizinkan untuk beribadah dengan bebas.
Komentar juga dilontarkan oleh seorang warga seperti dikutip harian La Reppublica. "Yang paling menyedihkan, gereja Our Lady of Assumption jamaahnya lebih banyak pada hari Jumat dibandingkan hari Minggu. Mudah-mudahan pastor Aldo tidak ikut masuk Islam, " tukasnya.
Meski demikian, mayoritas warga masyarakat Ponzano menyatakan mendukung apa yang dilakukan Pastor nya, satu hal yang unik di tengah gencarnya penolakan kalangan anti-Islam di Italia terhadap warga Muslim. (ln/Islamicity/