Mesir kembali memanas, Jumat hari ini massa Islamis dan gerakan koalisi pro-Mursi mempersiapkan diri untuk turun ke jalan, menyerukan “identitas dan syariah Islam ” bangsa untuk dipulihkan. Dengan memegang Quran di tangan, mereka akan memprotes pemerintah Presiden kudeta , Abdel Fattah al-Sisi.
Pihak Keamanan yang ketat telah dikerahkan sejak kamis malam dan menteri dalam negeri telah memperingatkan bahwa “tidak ada toleransi bagi siapapun mereka yang akan membahayakan institusi negara. Setiap upaya kekerasan akan bertemu dengan peluru tajam “.
Media Mesir mengutip sumber dari dinas rahasia Mesir yang mengatakan bahwa akan ada demonstran yang ” mengibarkan bendera Negara Islam” dan bahwa demonstran akan dipersenjatai dengan “pistol, granat dan bom molotov untuk menyerang polisi” dalam upaya menguasai Tahrir dan Rabaa square , di lokasi di mana pada musim panas 2013 para pendukung mantan presiden Muslimin Mohamed Morsi dibantai oleh militer Mesir.
Kelompok jihad Ajnad Misr, yang telah mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan baru-baru ini terhadap pasukan keamanan di Universitas Kairo, telah mengancam dalam sebuah video akan menyerang polisi “dengan bahan peledak”. “Pesannya adalah bahwa mereka tidak akan berhenti sampai negara kembali pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Allah dan Nabi Muhammad.”
Koalisi yang mendukung Presiden Mohamed Morsi, Aliansi Nasional untuk Mendukung Legitimasi (NASL), mengatakan bahwa Jumat ini akan menjadi hari pertama dari aksi protes dan telah meminta rakyat Mesir untuk berada di jalan-jalan.
Partai An Nour yang mengklaim sebagai gerakan Salafi pro Saudi malah mengatakan bahwa kelompok mereka tidak akan mengambil bagian dalam protes tersebut. (ANSAmed/KH).