Bertahun-tahun rejim pemerintahan di Tunisia berusaha keras agar gerakan ini tidak berubah menjadi partai politik—atau minimal terlibat di dalam urusan politik. Tapi walau begitu, al-Nahda terlibat juga dalam pemilihan umum di tahun 1989, ketika presiden Ben Ali berkuasa. Keterlibatan al-Nahdah mengkhawatirkan banyak pihak, baik pemerintah sendiri atau kekuatan internasional. Kemunculan mereka langsung menggerogoti keberadaan siapapun yang tengah berkuasa.
Jika rejim politik berhasil mereka terabas, tidak demikian halnya dengan keanggotaan al-Nahdah. Ketika terjadi pertikaian besar-besaran antara FLN di Algeria, anggota al-Nahdah tidak berusaha mengambil pelajaran dari hal itu. kejadian itu mempengaruhi militer dan keamanan Tunisia yang memang sudah disokong habis-habisan oleh negara-negara Eropa. Ketiadaan arahan pimpinan di dalam negeri, dan juga tidak adanya kordinasi dakwah yang terstruktur, membuat kondisi al-Nahdah menjadi memprihatinkan.
Kondisi yang jumud ini, bahkan cenderung sama sekali tidak menunjukan perkembangan yang signifikan, membuat sebagian anggotanya sendiri. Maklum, selama beberapa tahun belakangan ini, al-Nahdah sama sekali tidak bergerak kemana-mana. Mereka tidak melakukan perlawanan apapun terhadap pemerintah setempat.
Tapi keajaiban setahun lalu. Ketika sebagian dari anggota mereka melakukan protes keras terhadap kebijakan yang diambil, gerakan ini kembali menggeliat. Sebagian besar anggotanya kembali berkumpul dan mulai kembali menjalankan gerakan ini. Kini mereka berusaha keras agar al-Nahda segera berubah menjadi partai politik. Ikhwan di Mesir menjadi contoh sangat nyata dan sangat memberikan aspirasi bagaimana sebuah gerakan dakwah dijalankan pada zaman sekarang ini di tengah rejim yang kejam terhadap Islam.
Tetapi saat ini, halangan yang datang, selain dari pemerintah yang keras, juga berasal dari kaum Salafi di negeri itu. Kelompok ini semakin hari semakin bertambah komunitasnya di Tunisia. Bahkan sudah menjadi sebuah gelombang. Sesuai dengan tabiat gerakannya yang cenderung menarik diri dari segala hal yang berbau duniawi, tidak heran jika gerakan Islam di Tunisia semakin lama semakin redup.
Dengan ancaman yang begitu besar datang dari segala penjara, kehancuran muslim Tunisia bisa jadi semakin dekat saja dan hanya tinggal menunggu waktu. (sa/iw)