George Sabra yang beragama Kristen, etnis minoritas di Suriah, kini menggantikan Muadz Al Khatib sebagai Presiden sementara Koalisi Nasional Suriah yang mayoritas beragama Islam Sunni .
Senin kemarin ia mengatakan bahwa militan Libanon Hizbullah telah menyatakan perang terhadap rakyat Suriah , gerakan mempersiapkan perang melawan pejuang pembebasan Suriah di provinsi tengah Homs.
“Apa yang terjadi di Qusayr Homs , Hizbullah menyatakan perang terhadap rakyat Suriah,” kata George Sabra dalam konferensi pers di Istanbul setelah ia menjadi pemimpin baru oposisi koalisi nasional Suriah interim.
Sabra juga mengatakan ada pembantaian yang sedang berlangsung di Suriah, mengutip laporan terbaru bahwa sedikitnya 500 orang telah tewas dalam sepekan terakhir oleh pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
“Beberapa dari mereka tewas [dengan] pisau dengan cara yang sangat biadab. Kami takut perilaku semacam ini akan terus berlanjut. Ini adalah pembantaian dan kejahatan terhadap kemanusiaan, “katanya.
Sabra “ditugaskan sejak hari ini untuk melaksanakan fungsi sebagai kepala koalisi sampai pemilihan presiden baru,” ujar salah satu anggota kelompok Koalisi Dewan Nasional Suriah,
Pengumuman itu datang sehari setelah Muadz al Khatib mengajukan pengunduran dirinya untuk kedua kalinya, secara resmi sebagai protes atas kegagalan masyarakat internasional untuk menghentikan konflik di Suriah, yang telah menewaskan sedikitnya 70.000 orang.
Sabra, yang sekarang memimpin Dewan Nasional Suriah pro Barat, akan menjadi pemimpin sementara Koalisi sampai setidaknya 10 Mei ketika Koalisi dijadwalkan bertemu untuk pemilihan kepemimpinan.
Sabra adalah salah satu anggota Kristen yang paling menonjol dari oposisi. (Arby/Dz)