Generasi Pengangguran Australia

Kemana arah krisis finansial global Australia? Di usianya yang ke-16, Brandon Hinneberg, keluar dari sekolah, dan menganggur. Pemuda tanggung asal Gold Coast ini mengatakan bahwa ia sama sekali tak bisa mendapatkan pekerjaan setelah sekolahnya selesai.

“Semuanya berakhir, semuanya berantakan,” ia berkata pada The Courier-Mail. “Guru-guru menyuruh saya keluar, jadi ya saya keluar!”

Brandon, namun, tidak perlu khawatir akan hidupnya saat ini. “Ibu dan ayah masih memberi uang kepada saya.” tuturnya sedih. Di Australia, usia 18 tahun, seseorang harus segera bisa mandiri. Namun sekarang, hal itu tak bisa lagi terjadi dengan segera, karena krisis. “Saya sudah berusaha untuk mencari pekerjaan tapi sangat susah.” Tambahnya.

Saat ini Biro Statistik Australia menyebutkan bahwa keseluruhan pengangguran di negara ini menjadi 5,8%, dan para pemudanya mengalami peningkatan sebanyak tiga kali lipat. Sementara, selain pengangguran, hal lain yang mengincar para pemuda Australia adalah ketergantungan kepada narkoba.

Jemma Gillies, juga berusia 16 tahun, mengatakan bahwa ia tak heran dengan jumlah pengangguran di negaranya sudah mencapai 19%. “Mereka terlalu mengandalkan pada orang tua.” Ujarnya. “Orang tua memberi uang, jadi para pemuda selalu berpikir, ‘kami tak perlu bekerja. Saya tak perlu melakukan apapun.’”

Jemma sendiri saat ini mengaku tak mau bekerja, padahal orang tuanya sudah memintanya untuk bekerja paruh waktu. “Kalau saya bekerja, saya jadi tak bisa menemui pacar saya.”

Saat ini, banyak sekali anak-anak Australia yang memutuskan untuk berhenti sekolah. Fenomena ini meningkat justru ketika krisis global melanda dalam beberapa bulan terakhir ini. (sa/news)