Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, habis masa berlakunya hari ini, Jumat (19/12). Hamas dan sejumlah fraksi pejuang Palestina di Jalur Gaza menyatakan tidak akan memperpanjang kesepakatan itu, karena Israel tetap memblokade Gaza dan melakukan serangan-serangan sepihak ke Jalur Gaza.
"Kesepakatan akan berakhir hari Jumat dan Hamas tidak akan memperbaharui kesepakatan itu. Hamas juga berhak membalas setiap agresi yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina," tukas Juru Bicara Hamas Fawzi Barhum.
Penegasan serupa juga disampaikan kelompok Jihad Islam. "Tidak ada tanda-tanda yang bisa dijadikan alasan bagi rakyat Palestina untuk melanjutkan kesepakatan karena blokade dan agresi rezim Zionis Israel masih berlanjut," tegas Nafez Azzam, pimpinan Jihad Islam.
Israel dan kelompok pejuang Palestina sepakat melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza lewat mediasi Mesir pada bulan Juni lalu. Menurut Jihad Islam, sejak gencatan senjata disepakati, Israel melakukan 195 kali serangan ke Gaza yang menyebabkan 22 warga Palestina gugur syahid dan 66 orang lainnya luka-luka.
Meski menuai kecaman dunia internasional, rezim Zionis Israel menolak mencabut blokadenya terhadap Jalur Gaza. Israel melakukan menutup semua akses ke Jalur Gaza untuk menekan Hamas yang sejak Juni 2007 menguasai wilayah Gaza. Namun blokade Israel itu menyebabkan 1,6 juta warga Gaza ikut menderita akibat kekurangan makanan, obat-obatan, ketiadaan bahan bakar dan listrik, terhentinya layanan kesehatan dan matinya perekonomian warga Gaza.
Israel juga tidak mengizinkan truk-truk pembawa bantuan PBB masuk ke wilayah Gaza, sehingga badan bantuan bagi Palestina (UNRWA) terpaksa menghentikan bantuan ke Gaza sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Bangun Kekuatan
Keputusan para pejuang Palestina di Gaza untuk tidak melanjutkan kesepakatan dengan Israel cukup beralasan. Selain melakukan agresi yang melanggar kesepakatan, para pejabat Israel juga kerap melontarkan ancaman terhadap Palestina. Menteri Pertahanan Ehud Barak menyatakan, bahwa serangan besar-besaran ke Jalur Gaza tinggal menunggu waktu yang tepat.
Di sisi lain, menurut laporan reporter Aljazeera di Gaza, para pejuang Palestina memanfaatkan masa gencatan senjata untuk membangun kekuatan mereka. Para pejuang di Gaza sekarang, bukan hanya makin solid tapi juga makin maju dalam persenjataan. Mereka memiliki roket-roket jarak jauh, senjata-senjata berat dengan sistem tembakan yang makin akurat.
"Selama masa gencatan senjata, kami berlatih dan mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi setelah gencatan senjata selesai. Kami akan maju ke garis depan dan menguatkan posisi kami dengan persenjataan baru kami," kata Abu Ahmed, juru bicara Brigadi al-Quds, sayap militer Jihad Islam.
Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas juga menyatakan siap menghadapi serangan Zionis Israel ke Gaza. "Zionis-Zionis itu, sejak awal tidak pernah menghormati kesepakatan dan sekarang mereka akan menghadapi konsekuensinya. Al-Qassam siap menghadapi agresi apapun ke Gaza," tandas Abu Ubeida, jubir Al-Qassam. (ln/aljz/iol)