Gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter mengguncang wilayah baratdaya Pakistan, Rabu (29/10). Gempa tersebut membuat warga panik dan menyebabkan sejumlah gedung roboh. Informasi dari aparat Pakistan menyebutkan 150 orang tewas akibat bencana itu, dan dipekirakan jumlah korban akan terus bertambah. Saat ini, tim penyelamat masih melakukan upaya penyemalatan korban.
Survei Geografi AS menyebutkan, gempa terjadi di kedalam 10 kilometer di atas permukaan bumi, sekitar 70 kilometer sebelah timur kota Quetta, Pakistan pada Rabu dinihari. Kepala Distrik Ziarat di provinsi Baluchistan Dilawar Khan mengatakan, ada dua wilayah di provinsinya yang paling buruk mengalami dampak gempa.
"Beberapa rumah rusak berat di distrik Ziarat dan distrik Pishin," ujar Khan.
Getaran gempa membuat warga di provinsi Baluchistan panik, karena ketika gempa terjadi mereka masih tidur lelap. "Saya sedang tidur di rumah dengan anak-anak saya ketika tiba-tiba saya mendengar suara keributan dan saya sadar telah terjadi gempa," kata Sanaullah.
"Saya berlari menyelamatkan anak-anak. Kaca-kaca jendela rumah pecah dan tangan saya terluka. Sekarang saya menunggu di luar, di pinggir jalan," ujarnya.
Pemerintah Pakistan mengerahkan pasukan militernya ke lokasi gempa untuk memberikan pertolongan. "Saya mendengar banyak yang menjadi korban, tapi kami belum bisa memastikan berapa jumlahnya. Kami sudah mengirim tim dengan menggunakan helikopter ke Ziarat," jelas Mayor Shabahat Hussain, juru bicara pasukan militer Pakistan di Quetta.
Departemen Meteorologi Pakistan mengatakan, terjadi dua kali gempa pada Rabu dinihari, dan gempa yang kedua yang menyebabkan kerusakan berat. Hal ini diakui oleh seorang warga di Quetta. "Terjadi dua kali gempa, gempa kedua serius dan menyebabkan orang-orang keluar dari rumahnya," kata Amjad Hussain, warga Quetta.
Gempa dahsyat pernah terjadi di Quetta pada tahun 1935, yang menewaskan sekitar 30.000 orang. Tahun 2005, wilayah ini kembali diguncang gempa terburuk sepanjang sejarah Pakistan, yang menewaskan 75.000 orang. (ln/aljz)