Silakan saja menggempur Taliban sedemikian rupa. Namun, pengaruhnya telah telanjur kuat melekat pada diri masyarakat Pakistan dan tentu saja Afghanistan.
Seperti diketahui, dalam beberapa pekan belakangan ini, pemerintah Pakistan, Afghanistan telah berkongsi dengan AS untuk menghabisi Taliban. Gayung pun bersambut.
Pakistan dan Afghanistan yang sudah merasa terancam oleh Taliban, dan kedudukan pemerintahnya yang sangat tak populer di mata rakyatnya sendiri, diamini oleh AS yang sedang giat berkampanye menumpas “teroris.” Tak pelak, Taliban digempur di sana-sini dan dipaksa meninggalkan Lembah Swat yang masyarakatnya menerima mereka begitu terbuka.
Tapi jika hendak dibilang, semua itu sudah “terlambat”. Mengapa? “Taliban telah mengisi semua sudut kota dan kampung, serta relung-relung kehidupan rakyat. Mereka punya motivasi yang memungkinkan mereka menguasai seluruh negeri.” Tulis sebuah editorial harian asal Inggris, Daily Times.
Menteri dalam negeri Pakistan, Rehman Malik mengatakan bahwa “kemungkinannya kecil” bagi Taliban untuk menguasai negeri. Tetapi, sentil editorial tersebut, seluruh negeri sekarang tengah merasakan pengaruh kuat dari Taliban, baik langsung maupun tidak. “Sebuah analisis yang obyektif dan sangat beralasan, bahwa Taliban tengah bergerak menuju momentumnya.” demikian Daily Times.
Artinya, walaupun digempur di sana-sini, sepertinya Taliban tetap akan bisa terus eksis dan diterima masyarakat. Bahkan, jika Daily Times tak berlebihan, harian ini menyatakan bahwa bukan hanya Lembah Swat saja yang akan menerapkan syariah dan menerima Taliban. Tapi bisa jadi seluruh Pakistan. Taliban boleh mati, tapi pengaruhnya laksana gelombang pasang di laut yang senantiasa menerpa masyarakat.
Sementara itu, saat ini, AS tengah berusaha menarik simpati rakyat. Mereka sadar bahwa keberhasilan dalam menumpas Taliban akan sangat bergantung bagaimana dukungan rakyat kepada mereka. Husain Haqqani, duta besar Pakistan untuk AS, mengatakan, “AS harus sadar bahwa rakyat Pakistan sangat membenci pasukan AS.” Memang, sekarang ini, sikap anti-AS merebak di kalangan rakyat. Salah satu sebabnya adalah AS tak segan membunuh warga sipil. (sa/ians)