Geliat Bisnis Produk Halal di Inggris Makin Meningkat

Perusahaan-perusahaan di Inggris yang menjual produk kebutuhan sehari-hari, kini mulai melirik pasar Muslim yang dianggap potensial untuk menaikkan angka penjualan. Mereka mulai berencana untuk menjual beragam produk halal dengan sasaran konsumen warga Muslim di negeri itu.

Salah satu perusahaan retail terbesar di Inggris Tesco, rencananya akan mengimpor produk-produk halal dari Malaysia untuk dijual di jaringan supermarketnya. Selama ini, Tesco baru menjual daging yang bersertifikat halal, dan ingin mengembangkan usahanya dengan menjual beragam produk-produk halal.

Surat kabar Times edisi Senin (21/5) menyebutkan, Tesco akan membeli beragam produk halal dari Malaysia dalam jangka waktu lima tahun ke depan dengan nilai mencapai 148 juta poundsterling.

Sebelumnya, restoran fast food McDonald’s di West London juga melakukan uji coba memproduksi burger ayam halal. Sedangkan perusahaan farmasi Boots melakukan uji coba dengan meluncurkan produk makanan bayi halal di 30 toko.

Dibandingkan tahun lalu, tahun ini Nestlé-produsen makanan dunia yang berbasis di Swiss-juga mengekspor lebih banyak produk halal dari Malaysia ke Inggris.

"Banyak perusahaan besar multi nasional yang bergerak di sektor industri makanan yang menjual makanan halal. Mereka sekarang sudah mulai sadar bahwa ada pasar yang belum teridentifikasi, yaitu pasar Muslim, " kata Nordin Abdullah, konsultan asal Malaysia yang baru-baru ini menyelenggarakan World Halal Forum di Kuala Lumpur.

Menurut JWT, perusahaan periklanan terkemuka, ada dua juta konsumen Muslim di Inggris dan mereka diperkirakan membelanjakan uang sekitar 20, 5 milyar poundsterling tiap tahunnya.

JWT pernah melakukan survei "Pasar Muslim" dengan mewawancarai 350 warga Muslim dan melakukan konsultasi dengan kalangan profesional di bidang hukum, media dan bisnis. Salah satu hasil survei tersebut, diketahui bahwa ada lebih dari lima ribu jutawan Muslim dengan asset sekitar 3, 6 milyar poundsterling.

Menurut JWT, pasar Muslim akan terus berkembang mengingat warga Muslim-meski jumlahnya hanya tiga persen dari populasi di Inggris-adalah kelompok umat beragama kedua terbesar dan memiliki jumlah generasi muda yang potensial.

JWT membandingkan pasar Muslim di Inggris dengan pasar warga keturunan Hispanik di AS. "Dua puluh tahun lalu, kalau anda menyebut ‘Hispanik’ saya tidak yakin orang akan tahu apa yang anda maksud, " kata Marian Salzman, kepala bagian marketing JWT.

"Sekarang, warga keturunan Hispanik meliputi 15 persen dari konsumen Amerika, " ujarnya.

Warga Muslim, lanjut Salzman, meski memiliki latar belakang berbeda-beda, tapi sebagai konsumen mereka memiliki pandangan yang sama tentang tiga hal; mereka menginginkan makanan halal, sistem perbankan berbasis syariah dan cara berpakaian yang patut. (ln/iol)