Pesawat-pesawat tempur Israel kembali menyerang sejumlah gedung di Gaza, yang diklaim sebagai tempat persembunyian senjata para pejuang Hamas. Jet-jet tempur Zionis, juga menghancurkan tiga fasilitas milik Hamas dan sebuah helikopter Israel dilaporkan menembaki sebuah lokasi tempat peluncuran misil pejuang Palestina.
Akibat serangan hari ini Rabu (23/5), 16 warga Palestina terluka, di antaranya adalah seorang wanita hamil dan seorang anak laki-laki yang tinggal di sebelah gedung yang menjadi sasaran serangan militer Israel di Jabaliya.
Serangan dilakukan beberapa jam setelah otoritas pemerintah Israel menyatakan akan membunuh para pemimpin Hamas dan akan melancarkan serangan darat ke Gaza. Israel menegaskan tidak akan menghentikan gempurannya ke Gaza, kecuali dunia internasional menekan Hamas agar menghentikan serangan roketnya ke wilayah Israel.
Deputi Menteri Pertahanan Israel Ephraim Sneh menyebut para pemimpin Hamas sebagai "Teroris Berjas." Ditanya apakah PM Ismail Haniyah juga menjadi target pembunuhan, Sneh menjawab, "Tak seorangpun yang berada dalam lingkaran komando atau kepemimpinan di Hamas yang kebal dari target pembunuhan. "
Menjawab ancaman itu, pejabat Hamas di Gaza Sami Abu Zuhri mengatakan, "Setiap tindakan yang membahayakan Perdana Menteri Haniyah atau pemimpin Hamas lainnya, itu artinya akan ada perubahan aturan permainan dan penjajah Israel harus siap membayar akibatnya. "
Sementara itu, rencana pertemuan antara pemimpin Hamas dan Presiden Mahmud Abbas dibatalkan karena alasan keamanan. Abbas berangkat ke Gaza untuk melakukan pembicaraan bagi upaya gencatan senjata dengan Israel dan meredam pertikaian antara pendukung Hamas dan Fatah.
Seiring dengan makin mengganasnya serangan udara Israel ke Gaza, pejuang perempuan dari Brigade Martir al-Aqsa-sayap militer Fatah- hari Selasa kemarin mengancam akan melakukan serangan bom bunuh diri ke wilayah Israel.
"Kami akan menyerang jantung musuh, " demikian bunyi ancaman mereka. (ln/aljz)