Ibarat gayung bersambut, Presiden Palestina Mahmud Abbas menyatakan kesiapannya untuk berdialog dengan Hamas. Dalam seminar tentang Keistimewaan di Ramallah, Abbas mengatakan, “Pemerintah Palestina siap untuk masuk dalam dialog bersama Hamas dengan syarat Hamas harus melepaskan penguasaanya atas Ghaza. Hamas bagaimanapun adalah bagian dari rakyat Palestina. ”
Abbas juga mengungkapkan bahwa ia siap dimediasi oleh Sekjen Front Demokrasi untuk Pembebasan Palestina Naef Hawatima. Hawatima sendiri mengatakan, “Langkah yang dilakukan untuk mempertemukan Hamas dan Fatah ke meja perundingan dilakukan di atas sepuluh prinsip, termasuk pengembalian Ghaza seperti semula sebelum tragedi Juni lalu, menghentikan provokasi di media massa, menghentikan penangkapan, seruan untuk melakukan pemilu legislatif dan Presiden serta melakukan proses penyidikan terhadap sejumlah bentrokan yang terjadi antara Hamas dan Fatah. ”
Ungkapan menggembirakan itu, dilontarkan setelah pertemuan Abbas dan sejumlah petinggi Hamas di Tepi Barat pada Jum’at pekan lalu. Saat itu tigaorang tokoh Hamas bersama-sama melakukan shalat Jum’at di Ramallah. Hasil pertemuan itu kemudian direspon oleh Ismail Haniyah bahwa Hamas siap berdialog tanpa syarat.
Hamas sendiri menenangkan publik Palestina bahwa gerakannya tidak mempunyai rencana untuk menguasai Tepi Barat dengan cara kekerasan. Selain itu, Hamas menyatakan siap untuk berdialog dengan pemerintah Palestina guna membentuk kesatuan pemerintahan di Palestina. Dalam sebuah pidatonya, Haniyah mengatakan, “Saya ingin menegaskan di sini, bahwa issu yang menyebutkan bahwa kami ingin mengulangi penguasaan di Ghaza terhadap Tepi Barat, itu tidak ada dasarnya. ” (na-str/iol)