Para pemuka Muslim di Italia belum lama ini dibuat marah oleh sebuh buku berjudul "Viva Israele" (Long Live Israel), karena isinya yang memuji Israel dan menjelek-jelekkan kelompok pejuang Palestina.
Yang membuat para pemuka Muslim di Italia makin prihatin, buku itu ditulis oleh seorang jurnalis dan penulis kelahiran Mesir yang menetap di Italia, bernama Magdi Allam, 55 tahun.
Allam kini bekerja sebagai pemimpin redaksi di surat kabar Il Corriere della Sera, salah satu surat kabar paling berpengaruh di Italia.
Dalam buku yang ber-subjudul "From the ideology of death to the civilization of life: my story", Allan menceritakan pengalaman hidupnya semasa muda ketika Mesir masih berada di bawah pemerintahan almarhum Presiden Gamal Abdul Nasser.
Menurut Allam, Nasser bertanggungjawab karena telah mengubah Mesir dan dunia Arab pada umumnya-ke dalam sebuah ideologi yang disebutnya "ideologi kematian. " Allam menuding Nasser lah yang telah membawa mimpi pan-Arab yang agresif berdasarkan pada penolakan atas eksistensi Israel.
Dalam buku terbarunya, Allam jelas-jelas membela eksistensi Israel dan menyebut kelompok bersenjata di Palestina sebagai "ancaman teroris berbahaya. " Allam menulis, Israel melakukan operasi militer di wilayah Palestina karena ingin melindungi warga negaranya dan berusaha menghindari jatuhnya korban dari warga sipil Palestina. Padahal kenyataan yang terjadi di lapangan, pasukan Israel kerap membunuh dan menangkapi warga Palestina tak berdosa.
Allam juga mengatakan bahwa penyebab utama pertikaian Palestina dan Israel adalah teror-teror yang dilakukan pihak Palestina. Ia mengecam dunia Arab yang menyerukan pembunuhan terhadap kaum Yahudi.
Allam bahkan menulis, "Israel bersama Paus Benediktus ke-16 mewakili harapan peradaban Barat, yang melebihi peradaban lainnya dan merupakan penjelmaan dari kesucian hidup dan kebebasan individu. "
Di kalangan warga Muslim Italia, Allam bukan orang yang bisa mereka terima karena telah menyebarkan kecurigaan dan kebencian terhadap Islam dan Muslim, lewat laporan-laporannya yang tidak berdasar dan hanya untuk menyenangkan Barat.
Buku "Viva Israele" merupakan buku Allam yang ke-7. Allam yang sekarang ternyata sangat berbeda dengan Allam pada masa mudanya dulu. Allam dibesarkan sebagai seorang Muslim dan belajar di sekolah Italia di Cairo. Ketika menetap di Italia, sejak tahun 1972, Allam adalah seorang aktivis yang mendukung perjuangan Palestina. Saat itu Allam menilai Israel sebagai negara yang rasis dan agresif, yang didirikan oleh Barat sebagai kompensasi atas terjadinya Holocaust.
Pandangan Allam tentang Zionisme berubah sejak ia bertemu dengan pemimpin Palestina Yasser Arafat, yang dianggapnya bertanggung jawab atas "terorisme-terorisme yang dilakukan oleh Palestina."
Sebuah surat kabar terbitan Arab Saudi menyebut buku terbaru Allam telah mengubah kehidupannya, sekaligus akan mengancam kehidupannya. Akibat bukunya itu, polisi Italia memberikan pengamanan ekstra pada Allam dan warga Muslim di Italia menyebut Allam sebagai "Salman Rushdie" baru dari Italia. (ln/albw)