Membeli sebuah apartemen atau membangun rumah, itu hanya dalam mimpi bagi rakyat Suriah karena daerah mereka menjadi lahan serangan bagi rezim Assad.
Badan Hak Asasi manusia untuk Suriah memperkirakan bangunan yang rusak sampai September kemarin lebih dari 2,3 juta bangunan.
Di Damaskus, banyak keluarga yang tidur di taman-taman kota dan trotoar-trotoar jalan, karena semakin banyaknya orang akhirnya sebagian mereka berinisiatif berlindung di masjid, sekolah, peternakan, dan bahkan toko-toko.
Mohammad Rojul Steny rumahnya hancur akibat pengeboman di Damaskus, akhirnya ia tidak menemukan tempat untuk mempertahankan dirinya dan istrinya kecuali hanya sebuah toko di mana ia bekerja.
Adapun bom juga telah menghancurkan rumah ummu Saad bahkan tidak menyisakan pakaian sedikitpun. Ia berkata “Semua anggota keluarga saya telah kehilangan mata pencarian mereka, hanya saya yang bekerja namun hanya mendapatkan upah yang sangat kecil, dan hampir tidak cukup untuk membayar sewa rumah di mana kita pulang kepadanya, bahkan aku tidak bisa membeli pakaian untuk anak-anak aku agar melindungi mereka dari dinginnya musim dingin. ”
Bahkan daerah yang relatif tenang di Damaskus dan pedesaannya menjadi tempat pengungsi yang penuh lagi sesak, dan mayoritas rumah menanggung beberapa keluarga nya yang lain yang terkena musibah di Suriah. Dan mereka tidak tahu kapan peperangan rezim ini akan berakhir.
(zae/Aljazeera)