Gagal, Upaya Dunia Internasional untuk Tumbangkan Hamas

Dua diplomat Eropa menyatakan bahwa blokade yang dilakukan dunia internasional untuk memperlemah gerakan Hamas, sudah gagal dan selayaknya ditinjau ulang karena yang terkena dampak blokade itu malah warga sipil Palestina.

Duta Besar Uni Eropa untuk Israel, Ramiro Cibirian-Uzal mengatakan, blokade dunia internasional yang diterapkan di Ghaza gagal mencapai tujuannya untuk melemahkan gerakan Hamas. Blokade itu malah menimbulkan krisis dan penderitaan berat bagi warga sipil Palestina.

Ramiro menambahkan, "Kita perlu membicarakan alternatif kebijakan lain, karena kebijakan yang sudah diterapkan terbukti tidak berhasil. Sangat penting untuk mengakui hal ini."

Sementara itu, perwakilan Komisi Eropa John Kjaer mengatakan, penutupan perbatasan-perbatasan di Ghaza, sama sekali tidak produktif.

Meski demikian, baik Kjaer maupun Ramiro menegaskan bahwa Uni Eropa tidak akan pernah melakukan kontak dengan Hamas sampai Hamas menerima tiga persyaratan yang diajukan Tim Kwartet, tim mediator perdamaian Israel-Palestina yang terdiri dari Uni Eropa, PBB, AS dan Rusia.Tiga persyaratan itu antara lain, mengakui hak Israel untuk eksis, tidak melakukan tindakan yang oleh Tim Kwartet disebut teror dan menerima kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui oleh Israel dan Palestina.

Sejak Hamas memenangkan pemilu Palestina, dunia internasional mengucilkan pemerintahan Hamas yang telah terpilih secara demokratis dengan menghentikan bantuan-bantuan pada pemerintah Palestina. Situasi makin memprihatinkan, ketika Hamas menguasai Ghaza, rejim Zionis Israel menutup semua akses bagi warga Ghaza sehingga menimbulkan krisis kemanusiaan di wilayah itu.

Warga Ghaza kini bukan hanya kekurangan bahan bakar, tapi juga kekurangan obat-obatan dan terancam kelaparan karena bantuan dari lembaga internasional pun sulit didistribusikan. (ln/presstv)