Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengungkapkan rencana penculikan dan upaya pembunuhan yang gagal terhadap dirinya saat melakukan kunjungan ke Irak bulan Maret yang lalu.
Berbicara dalam pertemuan pada ulama di kota Qom, Ahmadinejad mengatakan bahwa ia lolos dari rencana pembunuhan dan penculikan itu karena secara mendadak jadwal acaranya selama di Irak diubah. Menurut Presiden Ahmadinejad, mereka yang membuat rencana jahat itu sangat terkejut karena mereka mendengar perubahan jadwal itu setelah dirinya sudah meninggalkan Irak.
Ia juga mengatakan bahwa rencana itu diketahui berdasarkan informasi intelejen. "Dari informasi intelejen yang bisa dipercaya, musuh-musuh Iran telah membuat plot untuk menculik dan membunuh pelayan bangsa Iran selama kunjungannya ke Irak, " kata Ahmadinejad dalam pidatonya.
Ia melanjutkan, "Tapi dengan perubahan satu dari dua acara yang sudah kami jadwalkan, kekuatan mereka goyah. Mereka baru tahu ketika kami sudah meninggalkan Irak."
Pernyataan Ahmadinejad ini didukung oleh keterangan seorang pejabat keamanan senior Irak yang ikut melakukan pengamanan selama kunjungan Presiden Iran itu ke Irak. Ia mengatakan, Presiden Ahmadinejad sudah merencanakan untuk berkunjung ke kota Karbala, kota Syiah di selatan Irak dan kota Najaf. Tapi rencana kunjungan itu dibatalkan karena kekhawatiran akan keselamatan Presiden Ahmadinejad. Tidak disebutkan siapa "musuh" yang disebut-sebut membuat rencana menculik dan membunuh Presiden Iran itu.
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad adalah kepala negara pertama yang berkunjung ke Irak sampai dua hari. Selama ini, para pejabat dari Inggris dan Amerika hanya berani berkunjung ke Irak dalam jangka waktu beberapa jam saja dan tidak berani menginap.
Mungkin itulah perbedaan antara orang yang benar, dan orang yang telah banyak melakukan kesalahan. Seperti kata pepatah, berani karena benar, takut karena salah. (ln/presstv/al-arby)