Internasional Human Rights Watch memastikan bahwa pasukan yang setia kepada Presiden Muammar Gaddafi telah menggunakan bom cluster untuk membersihkan kota Misratah, senjata dilarang oleh masyarakat internasional. Reporter Times CJ Chivers, saat ini yang berada di Misratah, melaporkan yang menulis buku baru tentang sejarah, AK 47 melaporkan:
Bom cluster terlihat digunakan pada Kamis malam, dalam bentukmortir 120-milimeter yang meledak di udara di atas kota, hamburan pecahan-pecahan bom sangat nampak.
Human Rights Watch juga mengamati bahwa pasukan Gadhafi menggunakan bom clustrer pada malam tanggal 14 April. Siaran pers dari Human Right Wacth (HRW), di mana bom cluster mempunyai dampak seperti:
Bom cluster merupakan sebuah MAT Spanyol diproduksi-120 120mm mortar proyektil, yang akan terbuka di udara dan menyebar sampai ke 21 wilayah yang luas. Setelah meledak pada kontak dengan objek, setiap bagian dari senjata itu terurai menjadi fragmen kecepatan tinggi untuk menyerang orang dan melepaskan siput logam cair untuk menembus kendaraan lapis baja.
Menurut komunike terbaru HRW, yang "Serpihan-serpihan senjata itu tampaknya telah mendarat sekitar 300 meter dari rumah sakit Misrata." Saksi-saksi lain mengatakan kepada organisasi yang mereka melihat, bahwa bom curah digunakan beberapa hari sebelumnya. Pemerintah Libya adalah salah satu dari negara yang tidak menjadi penandatangan konvensi internasional yang memberlakukan larangan bom cluster tahun lalu, senjata ini sebagai alat perang pertama kali dikembangkan oleh Nazi.
Misratah, tidak jauh dari ibukota Libya Tripoli, adalah kota yang paling penting di barat Libya, dan berada di bawah kendali oposisi dan telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir ini menjadi target serangan yang terus menerus, dan tak kenal ampun oleh pasukan Gaddafi dengan menggunakan bom cluster.
Dalam pernyataan bersama yang dimuat New York Times pada hari Kamis, Presiden AS Barack Obama, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Misratah "Gadhafi telah melakukan tindakan militer sepreti pada abad pertengahan, dan langkah untuk menghancurkan rakyatnya yang menentangnya", ujar mereka. "Tidak mungkin untuk membayangkan masa depan untuk Libya dengan Gaddafi tetap berkuasa", tambah mereka. (mh/tm)