Pemimpin Libia, Muammar Gaddafi, yang baru terpilih menjadi Presiden Uni Afrika, Selasa, menyatakan, bahwa kekuatan asing, termasuk Israel berada dibalik konflik di Darfur, Sudan Selatan. Pernyataan Gaddafi, yang baru saja memimpin Uni Afrika ini, menunjukkan keberaniannya membuka akar konflik, yang selama ini ditutupi pers dan media barat.
Konflik di Darfur dan Sudan Selatan, yang dikuasai kelompok pembrontak Kristen, yang dipimpin John Garang, tak lain ingin memecah belah Sudan, yang menciptakan instabilitas di kawasan itu secara permanent. Hal ini, disebabkan pemerintahan Sudan di bawah Jendral Omar Hasan el-Bashir lebih menunjukkan kecondongannnya kepada Islam. Bahkan, di masa pemerintahan George Bush, ibukota Sudan, Khartoum, pernah di bom oleh AS, karena dituduh memproduksi senjata kimia.
Pernyataan Gaddafi yang keras menuduh Israel dibalik konflik di Darfur, sangatlah berasalan, karena Sudan dianggap menjadi tempat persembunyian teroris, dan mendukung gerakan teroris. Bahkan, belum lama ini, ICC telah melegalkan kampanye yang ingin menangkap Presiden Omar Hasan el-Bashir, yang dituduh melakukan kejahatan perang di Darfur.
Di dalam pertemuan diantara para pemimpin Uni Afrika, pemimpin Uni Afrika, menyerukan agar menghentikan penghukuman terhadap Omar Hasan el-Bashir yang dituduh sebagai pejahat perang. Di dalam pertemuan itu, yang menggagas perluasan kerjasama diantara negara-negara Uni Afrika itu, Gaddafi, menunjukkan kepedulian terhadap kasus yang sekarang dihadapi pemimpin Sudan. “Mengapa kami berdiri dibelakang Presiden Omar el-Bashir, atau pemerintahan Sudan, karena konflik yang terjadi di Darfur, Sudan Selatan itu, kasus yang diciptakan oleh fihak luar, dan Tel Aviv (Israel), ertanggungjawab atas konflik di wilayah itu”, kata Gaddafi. Gaddafi terang-terangan menuding Israel dibalik segala krisis yang terjadi di Darfur, yang menyebabkan perang saudara, dan krisis kemanusiaan, yang memprihatinkan.
“Ini bukan rahasia. Kami mempunyai bukti yang cukup dan sangat jelas, tentang adanya keterlibatan fihak asing di Darfur, yang sekarang menjadi api”, kata Gaddafi. “Kami mempunyai bukti-bukti diantaranya para pembrotak itu mempunyai kantor di Tel Aviv”, tambahnya. Memang, apa yang disebutkan Gaddafi mempunyai bukti yang kuat, karna salah satu tokoh pemberontak di Darfur itu, mempunyai kantor di Tel Aviv.
Israel selalu menciptkan konflik di negeri-negeri muslim, yang tujuannya agar negeri itu menjadi bergantung kepada Israel. Seperti di Sudan Selatan, khususnya di Darfur, yang menunjukkan secara jelas keterlibatan Israel, yang menginginkan pemerinthan Presiden Omar Hasa el-Bashir jatuh. (m/jp)