Front Ulama Iraq sudah menyatakan tekad untuk bersatu dan menjauhi berbagai pertikaian yang bisa membahayakan stabilitas Irak secara nasional. Mereka sepakat menganggap bahwa pertikaian antar elemen Irak hanya menguntungkan penjajah dan orang-orang tertentu dari sekte keagamaan tertentu saja. Sementara rakyat Irak secara keseluruhan mengalami akibatnya yang sangat menyakitkan.
Front Ulama Iraq, merupakan forum fiqih yang merangkul sejumlah ulama Islam asal Sunni. Organisasi ini berdiri pada bulan April lalu. Selain menyerukan perdamaian Sunni Syiah, mereka juga mengeluarkan fatwa bahwa “penjajah dan pemerintah Irak bertanggung jawab atas pertikaian keji yang terjadi di Irak, dan menimpa pemeluk Islam Sunni dalam tragedi peledakan bom mobil di dekat masjid Syaikh Abdul Qadir Kailani yang terletak di wilayah perekonomian Irak yang padat di Baghdad. Inilah masjid terbesar kaum Sunni di Baghdad. ”
Ledakan itu menewaskan 24 warga sipil dan melukai 61 orang yang berada dalam masjid dalam kondisi sangat parah. Kaca-kaca masjid pecah dan sejumlah temboknya juga rusak. Ditambah lagi, sekitar 10 buah mobil terbakar di sekitar lokasi.
Menurut saksi mata, “Ledakan itu sangat dahsyat dan menyebabkan bumi berguncang. Ketika saya sampai ke lokasi saya melihat potongan mayat berserakan di jalan jalan, begitu juga darah yang berceceran. ”
Front Ulama Islam dalam keterangannya, menganggap bahwa pasukan penjajah asing dan pemerintah Irak lah yang bertanggung jawab atas insiden itu. Mereka menyerukan warga Irak untuk menyatukan barisan menghadapi penjajah dan para provokator sekte yang ingin merobek robek kesatuan rakyat Irak. Aksi-aksi kekerasan sektarian itu, menurut mereka, targetnya memang para pemeluk aliran Sunni, khususnya mereka yang tinggal di Baghdad. Sedangkan aksi penculikan dan pembunuhan massal yang dilakukan atas kaum Sunni, umumnya memang ditargetkan untuk menyapu bersih semua penduduk Sunni dari Baghdad.
Menteri Dalam Negeri Irak menyebutkan ada 45 mayat yang ditemukan pasca peledakan masjid terbesar Sunni di Baghdad itu.
Dengan demikian jumlah jenazah yang ditemukan sejak bulan Mei menjadi 631 jenazah, hanya di kota Baghdad. Kondisi peningkatan kekerasan itu terjadi justru setelah pasukan AS meningkatkan strategi pengamanan khusus yang semula ditujukan untuk mengurangi aksi kekerasan. Tapi menurut sejumlah pengamat, pola pengamanan yang diterapkan itu sangat berbau sektarian. (na-str/ikhol)