Sesi pengambilan foto untuk para finalis Ratu Kecantikan Belgia 2013, yang diambil di depan masjid agung Maroko telah memicu kontroversi di negara Afrika Utara itu, yang pemerintahnya dipimpin oleh sebuah partai Islam yang memenangkan pemilihan umum tahun lalu.
Foto-foto, yang beredar secara online, menimbulkan pertanyaan tentang lembaga pemerintah mana yang bertanggung jawab yang telah memberikan izin untuk sesi pemotretan para wanita Belgia yang menggunakan tank top dan celana pendek berdiri di alun-alun Casablanca di depan Masjid Hassan II.
Situs berita Maroko Hespress mengutip sumber dari kementerian urusan Islam, menyangkal keterlibatn mereka dalam insiden itu dan menunjuk administrasi masjid yang bertanggung jawab atas keseluruhan urusan masjid yang menjadi salah satu Masjid terbesar di dunia Islam tersebut.
Dewan kota Casablanca juga berlepas diri dari insiden itu. Salah satu anggotanya mengatakan dewan sama sekali tidak mengizinkan pemotretan di masjid.
Sebuah surat kabar yang dekat dengan oposisi Partai Uni Sosialis mengutip sumber di adminsitrasi masjid yang mengatakan bahwa sebuah perusahaan di balik pemotretan telah diberikan izin oleh Maroko Cinema Center (MCC).
Surat kabar Ittihad melaporkan bahwa MCC telah memberikan lisensi kepada Radio Television Belge Francophone (RTBF), badan penyiaran publik dari Komunitas Perancis Belgia.
Sedangkan situs Hespress mengutip dari pengkhotbah terkemuka Syaikh Abdul-Bari Zamzalmi yang menyatakan bahwa kementerian dalam negeri lah yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Beberapa orang melihat kejadian tersebut sebagai dapat diterima dan menyerukan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk memberikan pertanggungjawaban. Lainnya menyatakan ketidaktertarikan mereka tentang masalah ini menekankan masjid Hassan II sama sekali tidak memiliki makna keagamaan yang serius karena dibangun sebagai tempat tujuan wisata bukan sebagai rumah ibadah.
“Saya tidak pernah shalat di Masjid ini karena menurut saya masjid ini tidak memenuhi syarat sebagai Masjid sebenarnya. Kita semua tahu bahwa masjid ini dibangun paksa dengan cara merampok dan mencuri kantong jutaan orang Maroko di bawah ancaman pemerintah,” komentar salah satu orang di situs Hespress.
“Juga, saya melihat bahwa Masjid ini adalah semata-mata sebuah bangunan wisata yang dibuat untuk pemotretan dan propaganda internasional. Jadi tidak ada keraguan bahwa “ayam” indah Eropa diizinkan untuk mengambil foto di dekat masjid Maroko.”(fq/aby)