Forum Ulama Islam Sunni di Irak mengkhawatirkan terjadinya kekacauan bila Turki melakukan operasi militer ke wilayah Kurdistan yang letaknya di sisi utara Irak. Tapi Turki menegaskan pihaknya akan berupaya menghindari operasi militer itu, menyentuh kepentingan Irak.
Permintaan Forum Ulama Islam Sunni di Irak itu dilontarkan setelah pemerintah Turki ternyata tidak mendapat lampu hijau dari parlemen terkait rencana serangan militer ke sisi utara Irak untuk menggempur para pembangkang Kurdi dari Partai Buruh.
Syaikh Muhammad Bashar Faidhi, jubir Forum Ulama Islam Sunni mengatakan, “Serangan baru Turki akan memancing pihak Irak untuk membalasnya. Kami sudah mengalami serangan AS, serangan Iran, dan serangan terselubung Iran. Kami tidak ingin terjadi perang ke tiga di Irak. ”
Kepada Kantor Berita Reuters, Faidhi menambahkan, “Yang kami khawatirkan adalah peperangan bisa membawa dampak pada masyarakat luas. Memulai perang itu mudah, tapi tidak ada yang tahu sejauh mana dampaknya. Bisa jadi serangan itu memicu perpecahan Irak, khususnya terhadap masyarakat Kurdi. ”
Faidhi menyatakan bagaimanapun serangan Turki bisa menghapus peran positif Turki selama ini yang pernah menolak AS menggunakan wilayahnya untuk menyerang Irak. “Kami ingin sekali kesan positif ini tetap terpelihara dalam benak rakyat Irak terhadap Turki, ” ujarnya.
Pemerintah Turki hari Senin (15/10) telah mengajukan permohonan kepada parlemen untuk menyepakati serangan terhadap milisi bersenjata Kurdi yang terletak di sisi utara Irak. Langkah inimerupakan langkah yang ditakutkan karena dianggap bisa menggoncangkan stabilitas di Irak. Tapi menurut PM Turki Recep Erdogan, “dukungan dari parlemen Turki terhadap serangan ini, tidak berarti bahwa serangan militer pasti dilakukan. ”
Menurut Erdogan, di hadapan perkumpulan Partai Keadilan dan Pembangunan yang merupakan partai penguasa di Turki, dirinya sebenarnya justru tidak ingin serangan itu diakukan. “Tapi kami akan melakukan proses perencanaan sesuai waktu yang tepat untuk melakukan serangan, ” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa sasaran satu-satunya dari serangan itu adalah untuk melumpuhkan kelompok bersenjata yang selama ini merongrong Turki dengan tindak terorisme. (na-str/iol)