Langkah-langkah untuk meredam konflik antar etnik di Irak terus dilakukan. Forum Persatuan Ulama Islam Internasional yang dipimpin Dr. Yusuf Al-Qaradhawi mengirimkan utusannya untuk menjalin dialog dengan sejumlah petinggi Iran.
Dan kini, jembatan dialog itu telah membuahkan hasil yang diharapkan efektif mematikan fitnah antara pendukung Sunni dan Syiah. Langkah pertama untuk itu, akan dimulai dalam dua pekan sejak sekarang.
Inilah yang disampaikan oleh tokoh pemikir Islam Dr. Muhammad Salim Al-Awa, Sekjen Forum Persatuan Ulama Islam Internasional. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah menjalin kesepakatan dengan para pemimpin Iran. “Kesepakatan ini dilakukan saat kunjungan kami ke Teheran beberapa hari lalu, ” katanya.
Ia menyebutkan dirinya hadir di Teheran bersama kolumnis terkenal Fahmi Huwaidi yang juga anggota organisasi Forum Ulama Islam Internasional.
Menurut Al-Awa, dalam keterangannya kepada Islamonline, “Pembahasan yang diangkat dalam dialog dengan para petinggi Iran mencakup masalah krisis hubungan antara Sunni dan Syiah, sebab-sebab krisis tersebut, saran ayang mungkin dilakukan untuk meredam fitnah yang bisa memunculkan dampak buruk bagi umat Islam secara keseluruhan.
” Al-Awa mengatakan inisiatif yang disampaikannya kepada para petinggi Iran mendapat sambutan hangat, hingga kemudian lahirlah kesepakatan atas sejumlah langkah yang akan disampaikan kepada masyarakat Sunni dan Syiah untuk menggalang prinsip ukhuwwah Islamiyah.
Sebelum ini, DR. Yusuf Al-Qaradhawi sudah menyatakan rencananya untuk mengirim utusan ke Iran. Rencana itu ia sampaikan saat konferensi pendekatan Sunni-Syiah di Doha pertengahan bulan Januari lalu.
“Para delegasi itu nantinya akan menegaskan pada para petinggi Iran bahwa apa yang terjadi di Irak terkait pembersihan etnik tak kan membawa keuntungan untuk Islam dan juga Irak. Tapi yang paling diuntungkan adalah musuh-musuh Islam. Karena itu tidak akan pernah ada dalam konflik etnik itu, tidak ada pihak yang menang dan kalah. Kita semuanya kalah dan yang menang dengan membawa keuntungan adalah Zionis dan Amerika, ” ujar Qaradhawi. (na-str/iol)