Film “The Lost Tomb Of Christ” Ungkap Keberadaan Isteri dan Anak Yesus?

Sutradara film "Titanic" James Cameron, kembali membuat film dokumenter yang diperkirakan akan menimbulkan kontroversi. Film terbarunya berjudul "The Lost Tomb of Christ" mengemukakan bukti-bukti bahwa Yesus sebenarnya menikah dan punya anak laki-laki. Kepercayaan yang selama ini sangat ditentang dalam ajaran Kristen.

Cameron bekerjasama dengan sutradara kelahiran Israel Simcha Jacobovici. Dalam keterangannya Senin (26/2), Cameron mengatakan, apa yang akan ditampilkan dalam film itu adalah hasil riset mereka berdua. Riset yang mereka lakukan mengarah pada penjelasan bahwa Yesus menikah dengan seorang perempuan bernama Maria Magdalena dan dari perkawinan itu lahir anak laki-laki bernama Yudas. Yudas bahkan dimakamkan bersama Yesus di sebuah pemakaman di Israel.

Film dokumenter "The Lost Tomb of Christ" akan disiarkan melalui stasiun teve kabel AS pada hari Minggu lusa.

Substansi film ini, mengingatkan pada buku best seller "The Da Vinci Code" yang juga meyakini bahwa Yesus menikah dan punya anak. Sama seperti buku "The Da Vinci Code", yang juga sudah difilmkan, pihak gereja Katolik dan Protestan di AS mengecam klaim Cameron dan Jacobovici dalam filmnya.

Idenya dari Penemuan Makam

Kedua sutradara yang kerap mendapat penghargaan atas film-film dokumenter yang dibuatnya itu mendapat ide membuat film tersebut dari penggalian sebuah makam di Talpiot, Yerusalem pada tahun 1980, oleh para pekerja bangunan yang akan membuat kompleks apartemen di atas pemakaman itu. Dan makam yang digali itu, diyakini sebagai makam Yesus.

Cameron dan Jacobovici menyebut sejumlah bukti atas klaimnya itu, antara lain nama-nama yang tertera pada peti mati yang terbuat dari batu dan analisa-analis teknis. Duet sutradara itu bahkan mengklaim punya bukti hasil pemeriksaan DNA.

"Saya bukan arkeolog atau pakar injil. Tapi sebagai pembuat film dokumenter, saya selayaknya tidak takut untuk mengungkap kebenaran, " kata Cameron dalam keterangan persnya.

"Saya tahu, mereka akan mengatakan bahwa kami sedang melemahkan sebuah keyakinan sakral dalam ajaran Kristen. Persoalan ini jauh dari masalah keyakinan itu. Investigasi ini menunjukkan bahwa orang-orang ini benar-benar ada, " sambungnya.

Lima dari peti mati yang ditemukan dari pemakaman Talpiot, nama-namanya sama dengan nama-nama yang diyakini sebagai tokoh-tokoh dalam Perjanjian Baru yaitu, Yesus, Maria, Mathias, Yosef dan Maria Magdalena. Di peti keenam, tertulis dalam bahasa Aramaic yang bila diterjemahkan artinya "Yudas, putera Yesus. "

"Makam-makam itu bentuknya sama dengan tipikal makam di kawasan itu, " kata Aaron Brody, profesor bidang Injil dan arkeologi yang menjadi dosen tamu di Pacific School of Religion dan direktur California’s Bade Museum pada Discovery News.

Jacobovici, sutradara, produser dan penulis skenario film "The Lost Tomb of Christ" mengatakan, berdasarkan analisis statistik terhadap nama-nama yang tertera dalam peti mati batu yang ditemukan, sangat tidak mungkin mereka adalah orang lain yang tidak ada kaitannya dengan keluarga Yesus seperti yang disebut-sebut dalam alkitab.

Menurutnya, ia dan timnya berhasil mendapatkan hasil analisa kimiawi dan DNA yang membuka kemungkinan bahwa Yesus dan Maria Magdalena adalah pasangan suami isteri.

Namuan, para pemuka agama Kristen menganggap lucu argumen yang dilontarkan Cameron dan Jacobovici, sama dengan argumen dalam buku dan film "The Da Vinci Code."

R. Albert Mohler, presiden Southern Baptist Theological Seminary menyebut film "The Lost Tomb… " sebagai "film dokumenter yang lucu" dan penuh dengan klaim-klaim "yang jauh dari kebenaran. "

"Test DNA, bagi saya, adalah hal yang paling menggelikan dari film ini. Anda harus punya dasar kuat atas sampel-sampel DNA agar bisa masuk akal. Tak seorang pun yang memiliki sampel DNA Maria, " ujarnya.

Sementara itu, prosefor arkeologi asal Israel, Amos Kloner menguatkan pernyataan Mohler. Ia mengatakan, makam-makam yang ditemukan itu adalah makam keluarga kalangan atas Yahudi. Ia mengatakan, tidak ada bukti yang bisa mendukung klaim bahwa makam itu adalah makam Yesus.

"Saya seorang cendikiawan. Saya melakukan hal-hal yang terkait dengan keilmuan dan tidak ada kaitannya dengan pembuatan film dokumenter. Omong kosong, membawa kisah-kisah keagamaan dan mengarahkannya pada sesuatu yang bersifat ilmu pengetahuan, " tukasnya dalam wawancara lewat telepon dengan AFP.

Kloner tetap berpendapat bahwa makam-makam itu makam kuno biasa. Jika ada kesamaan nama dengan "keluarga" Yesus, hanya faktor kebetulan saja.

"Siapa yang bilang Maria adalah Magdalena dan Yudas adalah anak Yesus? Hal itu tidak bisa dibuktikan. Nama-nama ini adalah nama-nama yang populer dan biasa digunakan pada abad pertama masehi, " tambah Kloner yang mengajar di Universitas Bar Ilan, Israel.(ln/arabworldnews)