Film "Fitna", Pemerintah Belanda Jangan Cuma Kecam, Seret Wilders ke Pengadilan

Iran dan Malaysia sudah bereaksi keras atas disebarluaskannya film "Fitna" yang menghina al-Quran, melalui situs internet. Pemerintah Iran langsung memanggil duta besar Belanda dan menyampaikan protes atas film yang dibuat oleh anggota parlemen Belanda Geert Wilders. Sedangkan Malaysia, lewat mantan perdana menterinya Mahathir Muhammad menyerukan boikot produk Belanda.

Kementerian Luar Negeri Iran, memanggil Dubes Belanda Radinck van Vollenhoven pada hari Minggu (30/3). Selain menyampaikan protes keras dan kecaman, Iran juga pemerintahan negara-negara Eropa untuk menghentikan penyebarluasan film yang melecehkan kitab suci umat Islam itu.

Pejabat senior kementerian luar negeri Iran, Mostafa Dolatyar pada Vollenhoven mengatakan bahwa Wilders mendapat dukungan dari "lingkaran Zionis" dan pemerintah Belanda harus mencegah provokasi semacam itu. Iran juga mendesak Belanda agar tidak hanya mengecam film "Fitna" tapi juga mengambil tindakan hukum terhadap Wilders.

Pemerintah Belanda memang hanya mengeluarkan pernyataan menyesalkan penayangan film "Fitna", tapi Belanda mengatakan bahwa konstitusi di Negeri Kincir Angin itu melindungi hak setiap orang untuk memproduksi apa saja atas nama kebebasan berekspresi.

Sementara itu, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad menyerukan umat Islam di dunia untuk bersatu melakukan boikot terhadap produk-produk Belanda. "Jika umat Islam bersatu, akan lebih mudah melakukannya. Jika kita boikot produk-produk Belanda, bisnis-bisnis mereka akan tutup, " kata Mahathir seperti dikutip harian berbahasa Malaysia, Utusan Malaysia.

Pemerintah Malaysia, lewat Menteri Luar Negerinya Rais Yatim hari Sabtu kemarin mengeluarkan pernyataan resminya mengecam film "Fitna." "Wilders harus siap menghadapi tanggung jawab penuh dan konsekuensi atas dipublikasikannya film tersebut, " demikian pernyataan resmi pemerintah Malaysia.

Lebih lanjut dikatakan, "Menggambarkan Islam sebagai agama yang mengajarkan ekstrimisme, bukan hanya salah dan menyesatkan, tapi juga pengabaian yang nyata dan ungkapan ketidakhormatan yang diarahkan ke agama Islam serta dunia Islam." (ln/aljz/presstv)