Pemerintah Filipina akan menggelar referendum bagi pembentukan wilayah khusus untuk warga Muslim di selatan negeri itu. Referendum adalah tindak lanjut dari tercapainya kesepakatan antara pemerintah dengan para pejuang Muslim Moro yang tergabung dalam Moro Islamic Liberation Front (MILF) pada Rabu kemarin.
"Kami berjanji untuk menggelar plebisit dalam enam bulan ke depan setelah penandatanganan memorandum kesepakatan tentang pembentukan wilayah khusus itu, " kata Hernogenes Esperon, penasehat Presiden Filipinan Gloria Macapagal Arroyo dalam upaya perdamaian dengan kelompok MILF.
Kesepakatan itu tercapai dalam pertemuan rahasia yang berlangsung di Malaysia antara wakil dari pemerintahan Filipina dengan perwakilan dari MILF. "Kami akhirnya bisa menyelesaikan semua persoalan yang tersisa tentang wilayah leluhur itu, " kata Mohaqher Iqbal, juru runding dari MILF.
Keduabelah pihak sepakat untuk memperluas wilayah otonomi Mindanao yang penduduknya didominasi warga Muslim sehingga wilayahnya meliputi lebih dari 700 desa Muslim. Kesepakatan itu memberikan hak pada warga Muslim untuk mengelola sumber-sumber mineral dan kekayaan hutan sejauh 15 kilometer dari garis pantai. Sedangkan kekayaan alam yang berada diluar batas wilayah itu, tapi masih berada dalam teritorial Filipina akan dibagi dua di mana 75 persen akan diberikan untuk Mindanao.
MILF sejak tiga dekade memperjuangkan otonomi penuh atas wilayah Mindanao yang kaya akan sumber daya alam. Perjuangan MILF yang dimulai sejak tahun 1960, telah menewaskan lebih dari 120.000 orang. Para pemimpin MILF yang memimpin sekitar 11.000 pejuang sebelum negosiasi di Malaysia menegaskan, upaya perdamaian yang sudah berlangsung selama lima tahun akan hancur jika MILF dan pemerintah Filipina gagal melanjutkan negosiasi formal itu. (ln/iol/aljz)