File Rahasia: Rezim Assad Ternyata Relokasi Senjata Kimia dan Bekerjasama dengan Israel

File Rahasia: Rezim Assad Ternyata Relokasi Senjata Kimia dan Bekerjasama dengan Israel

Secara resmi, rezim Suriah dan sekutu-sekutunya, Rusia dan Iran, dengan sangat konsisten menolak tuduhan bahwa Presiden Bashar al-Assad bermaksud untuk menggunakan atau merelokasi senjata kimia mereka dalam perang yang sedang berlangsung untuk mempertahankan diri.

Namun dokumen-dokumen rahasia yang diperoleh oleh Al Arabiya justru mengungkapkan bahwa rezim Suriah melakukan langkah dengan menimbun senjata kimia dengan bantuan Iran dan sepengetahuan Rusia.

Selanjutnya, dokumen rahasia tambahan yang diperoleh juga mengungkapkan bahwa Assad juga berusaha mencari kerjasama lintas batas dengan “Negara Israel” yang rezim Suriah sering secara terbuka menyebut negara Zionis itu sebagai “entitas” bermusuhan.

File-file rahasia tersebut diperoleh oleh Al Arabiya dengan bantuan dari anggota oposisi Suriah yang menolak untuk menguraikan bagaimana mereka sampai mendapatkan dokumen tersebut.

Al Arabiya mengatakan bahwa dokumen rahasia itu telah diverifikasi dan dikonfirmasi dengan ratusan dokumen lainnya dan memutuskan untuk mengungkapkannya dengan nilai berita yang substansial dan sesuai dengan relevansi politik.

Dalam salah satu dokumen rahasia – namun tidak bertanggal – dokumen yang dikirim dari Iran oleh Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds, sebuah divisi dari Garda Revolusi Iran (IRGC), ditujukan kepada Presiden Assad secara langsung, menegaskan bahwa hulu ledak kimia siap untuk direlokasi.

Hal ini bertentangan dengan pernyataan sebelumnya oleh Iran bahwa mereka tidak akan mendukung negara manapun yang berencana untuk menggunakan senjata kimia.

Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi sebelumnya telah mengatakan bahwa Iran tidak bisa mendukung negara – termasuk sekutu mereka Suriah – jika pada akhirnya akan menggunakan senjata kimia.

Terkait kerjasama dengan Israel, dokumen rahasia yang diperoleh Al Arabiya pada tanggal 3 April 2011, kurang dari satu bulan setelah dimulainya pemberontakan rakyat di Suriah, Kepala Intelijen Angkatan Udara Suriah, Sakr Mennoun, mengirimkan perintah tertulis kepada Kolonel Suheil Hassan untuk berangkat ke perbatasan Suriah-Israel untuk menjamin keamanan perbatasan.

Mannoun meminta Hassan untuk mengamankan perbatasan “bekerjasama dengan negara Israel,” dokumen itu menyebutkan.(fq/aby)