Hamas dan Fatah sepakat untuk menghentikan pertikaian bersenjata dalam pertemuan darurat di kota Gaza, Rabu (10/5).
Kesepakatan untuk menghentikan aksi kekerasan yang melibatkan kedua belah pihak tercapai setelah Perdana Menteri Ismail Haniyah, Rabu pagi, memanggil para pemimpin Hamas dan Fatah untuk melakukan pembicaraan di kantornya di kota Gaza. Pembicaraan itu berlangsung selama kurang lebih 4 1/2 jam.
Usai pertemuan Ismail Haniyah mengatakan, "Dialog adalah satu-satunya bahasa untuk memecahkan perbedaan-perbedaan kita."
Hal serupa diungkapkan oleh pemuka Fatah, Ahmad Helas. Dalam pernyataan bersama yang dibacakannya, Helas mengatakan bahwa Fatah akan bekerjasama untuk menyelesaikan segala persoalan dengan cara damai dan akan mengusir anggota dari pihak manapun yang menggunakan senjata secara ilegal.
"Siapapun yang mengangkat senjata akan dianggap melanggar hukum," kata Helas.
Hamas dan Fatah dua faksi yang memiliki pengaruh besar di Palestina mulai terlibat dalam pertikaian yang tajam sejak Hamas memenangkan pemilu dan memegang tampuk pemerintahan di Palestina.
Pertikaian itu memuncak dengan kontak senjata yang terjadi antara keduanya. Kontak senjata antara Fatah-Hamas terjadi di sebelah barat Jalur Gaza yang menyebabkan tiga orang tewas. Tak berapa lama kemudian, terjadi bentrok senjata kedua yang melukai 14 warga Palestina. (ln/aljz)