Fatah dan Hamas Melakukan Pertemuan di Turki

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Turki ditujuk menghadiri resepsi pada pembukaan pertemuan antara Fatah dan Hamas hari Sabtu mendatang. Rencananya akan berlangsung pertemuan antara Fatah dan Hamas di Ankara. Ini merupakan tindak lanjut dari hasil perjanjian kedua kelompok yang bersepakat bersatu di Cairo.

Perwakilan dari kelompok Palestina Hamas dan Fatah bertemu di Ankara pekan lalu untuk membahas cara-cara untuk memperkuat dialog nasional, laporan Turki mengatakan.

Pertemuan, yang diselenggarakan oleh organisasi non pemerintah Belanda, didukung oleh Turki, menurut sebuah sumber mengatakan hari ini Zaman pada hari Kamis.

Pertemuan itu muncul setelah Fatah dan Hamas menyatakan kesepakatan membentuk pemerintahan kesatuan yang bertujuan mengakhiri konflik mereka. Semunya itu rekonsiliasi, sesudah terjadi konflik selama empat tahun, da perjanjian di tandatangani pada tanggal 4 Mei di Kairo, Mesir.

Turki mendukung kesepakatan rekonsiliasi, dan Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu menghadiri upacara penandatanganan di Kairo dan menyerukan Israel dan masyarakat internasional juga mendukung kesepakatan itu.

Anggota parlemen Fatah Ashraf Juma menegaskan Fatah akan melakukan pembicaraan dengan perwakilan Hamas di Ankara, ujarnya.

Berbicara ke kantor berita Ma’an Palestina, Juma, mengatakan anggota Dewan Revolusi Fatah dan Osama al-Farra, seorang politikus Fatah, walikota kota Khan Younis di Jalur Gaza, menghadiri pembicaraan atas nama Fatah. Hamas diwakili oleh Ahmad Yousef, penasihat Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh, dan anggota parlemen Yahya Mousa dan Ismail al-Asqar.

Juma mengatakan pertemuan itu difokuskan pada cara-cara untuk menerapkan kesepakatan rekonsiliasi dan memperkuat dialog. Kedua belah pihak, katanya, membahas bagaimana kesepakatan rekonsiliasi lebih lanjut dapat dikembangkan. Dia juga mengatakan pemerintahan persatuan baru bahwa Hamas dan Fatah sepakat untuk membentuk mungkin akan dibentuk selama dua minggu mendatang.

Mengomentari pertemuan Ankara, anggota parlemen Hamas al-Asqar mengatakan dia berharap pertemuan itu akan membuka halaman baru dalam memajukan rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah.

Rekonsiliasi kesepakatan bersejarah ini merupakan langkah besar sebagai Palestina berencana untuk meminta PBB untuk mengakui negara Palestina di musim gugur.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dari Fatah pada Rabu, sudah tidak lagi menjadi bagian dari poros Israel, ungkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sesudah mencapai "kesepakatan damai" dengan Hamas. (mh/wb)