Juni tahun lalu , Mantan artis Lebanon Fadel Shaker mengklaim bertanggung jawab atas kematian dua tentara Lebanon , setelah pertempuran dua hari di wilayah Sidon .
Bagi banyak orang yang pernah mendengar mantan simbol musik pop Arab , ” King of Romantis ” versi Arab telah menjadi pejuang Islam . Jumat pekan lalu , Fadel Shaker , bersama dengan 58 militan lainnya , di tuntut hukuman mati oleh hakim Lebanon atas partisipasinya dalam pertempuran dengan pihak militer Lebanon dan Syiah Hizbullah.
Tapi banyak pertanyaan yang mengemuka dari penggemar Fadel Shaker , bagaimana superstar pop yang berlenggak lenggok di panggung yang setara diva internasional Mariah Carey, bisa bersahabat dengan ulama Sunni , Syeikh Ahmad al – Assir yang kini menjadi ulama yang paling dicari oleh pemerintahan Lebanon dan Syiah Hizbullah .
Fadel Shaker , yang bernama asli Fadel Abdulrahman Shmandar , lahir pada tanggal 1 April 1969 dari seorang ayah kelahiran Lebanon dan ibu berasal Palestina di Sidon . Ia tumbuh di Ain al- Hilwe kamp pengungsi Palestina Sidon , ia memulai kariernya dalam bisnis musik berawal dengan lantunan suaranya di pesta pernikahan . Sebuah perusahaan rekaman menemukan dia pada tahun 1997 pada usia 28 tahun dan merilis album pertamanya setahun kemudian pada tahun 1998 diikuti oleh album kedua pada tahun berikutnya .
Fadel Shaker menjadi salah satu bintang pop paling terkenal di dunia Arab .
Hingga tahun 2011 , Fadel Shaker adalah salah satu nama terbesar dalam musik pop Arab saat ia merilis lebih puluhan album dan duet dengan beberapa artis bintang terbesar dunia Arab . Tapi setelah dimulainya konflik di Suriah , telah menjadi menjadi perang sipil tanpa akhir , Fadel Shaker memutuskan untuk menghentikan ketenaran dan sumbangkan kekayaannya untuk jalur jihad yang lebih spiritual .
Pada saat ini, Shaker mendekat dengan syeikh Ahmad al – Assir , seorang ulama vokal yang menentang keras gerakan politik dan militer Syiah Hizbullah . Shaker kini terlihat berjenggot dan meminta pendukungnya untuk berhenti mendengarkan musik karena ia yakin karir masa lalunya yang penuh dosa . Ia menjadi tangan kanan Syeikh Assir dan muncul di sampingnya pada saat aksi unjuk rasa , di mana ulama tersebut menyatakan perlawanan pada Syiah Hizbullah , sekutu Syiah Assad di Libanon.
Pada pertengahan tahun 2013 , Shaker mulai membuat komentar pedas di media terhadap agama Syiah . dan ia bergabung dengan pendukung Syeikh Assir yang diserang oleh Angkatan Bersenjata Lebanon dalam pertempuran dua hari yang menewaskan lebih dari 50 orang , termasuk 17 tentara .
Beberapa hari lalu setelah adanya penanyangan video menunjukkan Fadel Shaker merayakan kematian dua tentara Libanon yang ia bunuh. Beberapa pendukung Shaker membantah bahwa video itu terkait dengan insiden Sidon , dan menyatakan peristiwa yang direkam itu ia (Fadel Shaker) sedang merayakan kematian tentara Syiah Hizbullah pada tanggal yang berbeda .
Beberapa orang yang mengenalnya mengatakan Shaker telah menjadi Muslim yang saleh dan religius , ia berjuang atas rasa bersalah masa lalu , dimana ia merasa telah memperoleh gaya hidup mewah dari karir musik yang sukses , ia kini telah memimpin sekelompok radikal Islamis Palestina di Ain al- Hilwe .
Sekarang , Shaker adalah buronan dan salah satu orang yang paling dicari di Lebanon . Media setempat telah melaporkan dia bersembunyi di gang-gang gelap di Ain al- Hilwe , lingkungan yang sama di mana ia dibesarkan . Pesan-pesannya kepada dunia hanya dirilis melalui akunnya di Twitter , di mana ia banyak menuduh media berbohong tentang dia .
Syeikh Assir juga menjadi buronan tentara Lebanon , ia berada di suatu tempat dekat perbatasan Turki . Dia sekarang sedang dihubungkan dengan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan al – Qaeda seperti Nusra dan Brigade Abdullah Azzam . Kedua kelompok ini telah mengklaim beberapa serangan bom mobil di pinggiran selatan Beirut , serta di desa Bekaa Valley of Hermel .
Syekh Assir dan Shaker didakwa hukuman mati oleh Hakim Riad Abu Ghayda pada Jumat lalu , bersama dengan 57 orang lain . (Arby/Dz)